Sebagai seorang pebisnis atau pemilik perusahaan, investasi menjadi salah satu cara efektif untuk membuat dana bertumbuh. Ini karena dengan investasi, ada potensi imbal hasil (return) yang bisa jadi passive income dan mendorong pertumbuhan dana usaha.
Dari berbagai jenis investasi yang ada, instrumen reksa dana bisa jadi pilihan bagi investor yang ingin menginvestasikan dana idle perusahaan. Apa alasannya?
Investasi Reksa Dana untuk Perusahaan
Reksa dana merupakan sebuah paket investasi yang dikelola secara profesional oleh Manajer Investasi (MI) dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Keunggulan dari investasi reksa dana antara lain:
Reksa dana sudah dikelola oleh MI yang profesional, jadi Anda tidak perlu repot untuk melakukan analisis pasar dan investasi yang mendalam. Anda bisa tetap fokus untuk menjalankan bisnis.
Bebas Pajak. Imbal hasil yang diterima dari investasi reksa dana sudah bersih (nett) tanpa potongan pajak.
Dapat dicairkan kapan saja jika dibutuhkan dananya, tidak ada tenggat waktu maupun penalti.
Menjadi salah satu pilihan diversifikasi investasi untuk mengembangkan dana anda.
Simulasi Imbal Hasil dari Investasi Dana Idle Perusahaan di Reksa Dana
Reksa dana memiliki berbagai macam jenis, ada Reksa Dana Pasar Uang, Reksa Dana Obligasi, dan Reksa Dana Saham. Pemilihan reksa dana untuk investasi bisa disesuaikan dengan tujuan keuangan dan juga profil risiko investor.
Lalu jenis reksa dana mana yang bisa dipertimbangkan oleh investor institusi atau pebisnis? Dari ketiga jenis tersebut, Reksa Dana Pasar Uang bisa menjadi pilihan. Ini karena Reksa Dana Pasar Uang merupakan jenis reksa dana yang paling rendah risiko dibandingkan dengan reksa dana lainnya.
Reksa Dana Pasar Uang mengalokasikan 100% asetnya di instrumen pasar uang, contohnya deposito dan obligasi yang memiliki jatuh tempo di bawah 1 tahun. Hal ini yang membuat pergerakan Reksa Dana Pasar Uang terlihat cenderung stabil dan cenderung rendah risiko.
Lalu berapa imbal hasil atau return jika menempatkan dana idle sebesar Rp1 miliar di Reksa Dana Pasar Uang? Berikut ini adalah contoh simulasi menggunakan fitur “Mesin Waktu” di aplikasi Bibit jika menempatkan Rp1 Miliar dalam 1 tahun dan 3 tahun.
Contoh di atas merupakan investasi di Reksa Dana Pasar Uang menggunakan strategi lump sum. Strategi lump sum adalah menempatkan dana investasi sekaligus di awal dan membiarkannya dalam jangka waktu tertentu. Strategi lump sum ini cocok digunakan pada instrumen investasi yang pergerakannya relatif lebih stabil naik ke atas seperti Reksa Dana Pasar Uang.
Kemudahan Investasi untuk Perusahaan di Bibit Bisnis
Kini telah hadir Bibit Bisnis Bagi Anda pengusaha yang tertarik untuk menginvestasikan idle fund di Reksa Dana. Beberapa keunggulan dari Bibit Bisnis:
Aman Terpercaya
Bibit memiliki izin dan diawasi langsung oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD). Dana nasabah tersimpan aman di bank kustodian. Pencairan dana hanya dapat dilakukan ke akun bank atas nama perusahaan yang didaftarkan oleh nasabah.
Tidak Ada Biaya Tambahan
Imbal hasil yang diterima sudah bersih (nett) tanpa potongan pajak dan tanpa biaya tambahan transaksi jual beli.
Ratusan Produk Reksa Dana yang Bisa Jadi Pilihan
Ada 130+ produk reksa dana yang sudah diseleksi sesuai performa untuk menjadi pilihan berdasarkan tujuan keuangan dan jangka waktu investasi.
Wealth Specialist untuk Nasabah Institusi
Wealth Specialist yang didedikasikan khusus bagi nasabah Bibit Bisnis. Anda bisa berkonsultasi mulai dari strategi kelola dana investasi hingga pilihan produk investasi.
Cara Bergabung Bibit Bisnis
Jika Anda adalah pengguna Bibit sebelumnya, maka Anda bisa mendaftar melalui halaman profil pada aplikasi Bibit lalu klik bagian “Bibit untuk Perusahaan”.
Jika belum ada akun Bibit, Anda tetap bisa daftar dengan membuka halaman situs berikut https://bibit.id/bisnis. Hubungi Wealth Specialist kami untuk pertanyaan lebih lanjut seputar Bibit Bisnis dengan e-mail wealth@bibit.id!
Investasi dana perusahaan lebih praktis di Bibit Bisnis!
Writer: CRM Team
Disclaimer: Konten dibuat untuk tujuan edukasi dan bukan merupakan rekomendasi untuk membeli/menjual reksa dana/produk tertentu.