Market Bergejolak, Harus Gimana?: Kelas Bibit ft. Manulife Investment Management

Pada hari Selasa ini, Bibit kembali berkolaborasi dengan Manulife Investment Management untuk mengadakan Kelas Bibit. Kali ini, Ganesha Wahyu Tirto dari Manulife membahas seputar strategi investasi yang tepat di tengah gejolak pasar yang terjadi akhir – akhir ini. Yuk simak selengkapnya di bawah ini.

Saat ini pasar modal emang lagi choppy, alias naik-turun kayak laut di tengah badai. Apa sebabnya? Wabah Corona dan penurunan harga minyak dunia. Terus, gimana investasi kita?

Terakhir cek, nilainya merosot ya? Wah, apa harus panik? Nggak perlu.

Kalau sudah punya strategi dan rencana investasi yang tepat, kamu ga perlu panik kok. Nah, mendingan kamu lihat dulu checklist strategi investasi berikut ini.

1.       Tetapkan Tujuan Investasi

Setiap orang mempunyai kebutuhan investasi yang beragam. Ada yang tujuan investasinya untuk pendidikan anak, tapi ada juga orang yang tujuan investasinya untuk parkir dana sementara.

2.       Tetapkan Jangka Waktu Investasi

Jangka waktunya bisa jangka pendek, atau jangka panjang, tergantung tujuan investasinya, dan kapan perlu direalisasikan. Contohnya untuk jangka pendek bisa saja harian, bulanan atau 1 – 2 tahun, untuk jangka menengah 3 tahunan, sedangkan jangka panjang 5 tahun keatas.

3.       Pilih Instrumen Reksa Dana yang Tepat

Dari tiga jenis instrumen reksa dana yang ada, kamu harus memilih reksa dana yang sesuai dengan profil resiko, tujuan dan jangka waktu investasi kamu. Contoh, jika kamu mempunyai jangka waktu investasi yang pendek, kamu bisa mencoba reksa dana pasar uang. Reksa dana ini sangat likuid, bisa dibeli dan dicairkan kapanpun, tidak ada fee/ biaya sama sekali.

Nah, apakah kamu sudah pakai strategi investasi yang tepat? Jika sudah, pundi-pundi untuk rencana hidup jangka panjang, yang duitnya belum perlu digunakan saat ini, biarkan aja. Toh ketika nanti perekonomian pulih kembali, nilai investasimu akan naik lagi.

Sementara dana untuk jangka pendek, tentunya tidak kamu simpan di reksa dana yang fluktuatif, sehingga saat ini tidak terlalu terimbas dari pelemahan pasar. Kalau masih ada cash nganggur, sekarang saat yang bagus untuk beli di harga murah.

Tapi bagaimana jika ternyata strategi kamu selama ini kurang tepat? Kamu bisa mulai diversifikasi ke tipe produk reksa dana yang lain, sesuai profil resiko kamu. Jadi, kalau ada produk yang nilainya turun, masih bisa terbantu oleh produk yang lain.

Saat sesi berlangsung, ada beberapa pertanyaan yang menarik juga loh. Selengkapnya ada dibawah ini.

1 . Q: Saat market bergejolak seperti sekarang, apakah saya harus membeli lagi atau menjual sedikit-sedikit?

A: Kembali lagi ke strategi investasi kamu, kalau memang rencana investasinya masih jangka panjang, kamu bisa mulai lakukan strategi dollar cost averaging (beli secara berkala). Dengan strategi ini rata – rata harga beli kamu jadi lebih murah sekarang, potensi keuntungannya lebih besar saat market kembali pulih.

 

2 . Q: Dalam melakukan Dollar Cost Averaging, sebaiknya melakukan top up saat NAB sedang turun atau naik?

A: Memang paling untung pada saat NAB nya turun, tapi untuk menentukan NAB akan naik dan turun sangat sulit sekali (market timing). Kalau hanya menunggu saat turun, bisa saja NAB selalu naik, sehingga kamu tidak mulai investasi. Jadi sebaiknya, lakukan Dollar Cost Averaging setiap bulan secara reguler pada tanggal yang ditentukan tanpa memperdulikan kondisi harga.

3 . Q: Untuk menghindari penurunan nilai yang dalam, apakah strategi switching ke pasar uang lebih baik ketimbang mendiamkan dana untuk saat ini?

A: Bisa saja, untuk menghindari pelemahan market yang lebih dalam, diversifikasi ke RD Pasar Uang bisa menjadi opsi yg pas. Tetapi kalau sudah turun banyak seperti yg terjadi saat ini, tetap stay di RD Saham bisa jadi pilihan yang lebih baik. Karena jangan sampai kita ketinggalan rebound pasar yang dapat terjadi sewaktu-waktu.

4 . Q: Untuk situasi pasar seperti ini, apa lebih bagus untuk investasi ke RD Obligasi?

A: Reksa dana obligasi memang memberikan imbal hasil dan risiko yang lebih rendah dibandung reksa dana saham. Untuk keadaan pasar saat ini, memang lebih baik mencari reksa dana yang risikonya tidak terlalu tinggi. 

5 . Q: Pada saat pasar yang tidak stabil seperti sekarang, apakah dianjurkan untuk melakukan trading reksa dana?

A: Reksa dana itu seharusnya tidak diperlakukan dengan cara layaknya trading. Reksa dana itu seharusnya menjadi salah satu instrumen investasi jangka panjang atau pendek, sesuai dengan tujuan investasi masing-masing.