Bibit Catch Up 14 Mei 2023: Inflasi AS Turun Jadi 4,9% YoY per April 2023

Inflasi Amerika Serikat (AS) tercatat 4,9% YoY per April 2023. Angka itu turun dari bulan sebelumnya yang tembus 5% YoY. 

Mengutip CNBC Indonesia, realisasi tersebut juga di bawah konsensus para ekonom yang disurvei oleh Reuters. Mereka memproyeksi inflasi AS tembus 5% pada April 2023. 

Dengan realisasi tersebut, maka inflasi AS periode April 2023 menjadi yang terendah sejak April 2021 dan turun selama 10  bulan berturut-turut.

🇮🇩 Kabar Indonesia Lain yang Perlu Kamu Simak Pekan Ini:

  1. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memberikan anggaran tambahan bagi setiap kementerian/lembaga (K/L) demi meningkatkan daya tahan tubuh PNS. Kebijakan ini diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 49 Tahun 2023 tentang Standar Biaya Masukan Tahun Anggaran 2024.

  2. Direktorat Jenderal Pajak (DJP) akan memberlakukan pajak atas fasilitas natura atau barang-barang pemberian mulai Juni 2023. Namun, pemerintah belum merinci fasilitas apa saja yang akan dikenakan pajak penghasilan (PPh). 

  3. Kementerian PUPR berencana membangun jalan tol untuk mengatasi kemacetan yang sering terjadi di jalur Puncak, Bogor, Jawa Barat. Tol ini direncanakan dibangun sepanjang 52 km dengan proyeksi biaya Rp25 triliun. 

🌍Kabar Luar Negeri Pekan Ini:

  1. S&P Global Market Intelligence menyatakan jumlah perusahaan AS yang bangkrut tahun ini mencapai level tertinggi sejak 2010. Tercatat, sudah ada 8 perusahaan yang bangkrut hingga April 2023. 

  2. China mencatatkan inflasi 0,1% YoY per April 2023. Angka itu turun dari bulan sebelumnya yang tembus 0,7% YoY dan lebih rendah dari konsensus ekonom yang memperkirakan inflasi  0,4% YoY. 

  3. Bank sentral Inggris (Bank of England/BoE) menaikkan suku bunga acuan 25 basis poin (bps) menjadi 4,5%. Angka ini menjadi yang tertinggi sejak Oktober 2008. 

Summary:

Inflasi AS yang semakin terkendali membuat pasar berekspektasi bahwa The Fed tidak akan lagi menaikkan suku bunga acuan pada pertemuan selanjutnya. Terlebih, Gubernur The Fed Jerome Powell sebelumnya juga sudah mengatakan bahwa suku bunga The Fed diproyeksi sudah mencapai puncaknya di level 5%-5,25%.

Situasi ini memberikan angin segar untuk pasar obligasi. Ketika ada ekspektasi suku bunga ditahan atau dipangkas, maka harga obligasi berpotensi naik dan yield turun. 

Jadi, sebelum The Fed benar-benar memangkas suku bunga, ini saat yang tepat untuk kamu mulai mengoleksi Reksa Dana Obligasi dan Obligasi FR!

Writer: Tim CRM