Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menahan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) di level 5,75% pada Juni 2023, menandai sikap BI yang telah menahan suku bunga acuan selama 5 bulan berturut-turut sejak Februari 2023.
Keputusan itu dilakukan untuk memastikan inflasi tetap terkendali dalam kisaran sasaran 2%–4% di sisa tahun ini. Pada Juni 2023, inflasi melandai ke level 3,52% YoY (vs. 4% YoY pada Mei 2023), yang menjadi inflasi tahunan terendah dalam 14 bulan terakhir, sekaligus menandai inflasi telah kembali ke rentang target BI selama 2 bulan berturut-turut sejak Mei 2023.
Di sisi lain, Bank Sentral Amerika Serikat The Fed memutuskan untuk menahan suku bunga acuan di rentang 5%–5,25% pada Juni 2023, mengakhiri tren kenaikan suku bunga secara berturut-turut dalam 10 pertemuan sebelumnya. Namun, The Fed kemungkinan masih akan menaikkan suku bunga pada sisa tahun ini untuk menekan inflasi ke target 2%.
Kondisi inflasi Indonesia yang melandai dan kebijakan BI yang tetap mempertahankan suku bunga acuan membuat instrumen berbasis obligasi menjadi salah satu aset investasi yang mencatatkan kinerja ciamik sepanjang semester I/ 2023.
Beberapa data juga menunjukkan bahwa obligasi menjadi instrumen investasi yang diincar investor, yakni:
1. ORI023 Diborong Rp2,87 Triliun hingga Hari Keempat Penawaran
Pemerintah mulai menawarkan Obligasi Negara Ritel (ORI) seri ORI023 pada 30 Juni 2023. Pada hari perdana penawaran, ORI023 telah terjual hampir Rp1 triliun, tepatnya sebesar Rp984 miliar atau ~5% dari total kuota sebesar Rp20 triliun.
Sementara itu, hingga Senin (3/7) penawaran ORI023 telah terjual Rp2,87 triliun atau 14,35% dari total kuota. Rinciannya sebagai berikut:
ORI023-T3 dengan kupon 5,9% dan tenor 3 tahun telah terjual Rp1,97 triliun dari kuota Rp10 triliun.
ORI023-T6 dengan kupon 6,1% dan tenor 6 tahun telah terjual Rp0,9 triliun dari kuota Rp10 triliun.
2. Penawaran Masuk Lelang SBN Tetap Tinggi
Total penawaran yang masuk (bid) pada lelang Surat Berharga Negara (SBN) konsisten tetap tinggi sepanjang semester I/2023, terutama pada kuartal II/2023. Hal ini terlihat dari bid-to-cover ratio (rasio antara penawaran masuk dengan penawaran yang dimenangkan) yang meningkat pada kuartal II/2023.
Pada kuartal I/2023, bid-to-cover ratio berkisar antara 1,3x–2,9x. Pada kuartal II/2023, kisaran bid-to-cover ratio meningkat menjadi 2,8x–8,6x (lihat grafik di bawah).
Hal ini lantaran ‘demand’ terhadap obligasi pemerintah tetap tinggi, tercermin dari nilai penawaran masuk, sementara ‘supply’ yang tercermin dari nilai penawaran dimenangkan cenderung berkurang.
3. Asing Borong Obligasi Pemerintah Rp74 Triliun
Sepanjang Juni 2023, total dana asing yang masuk (foreign inflow) ke obligasi pemerintah Indonesia mencapai Rp15,8 triliun, melanjutkan inflow sebesar Rp453,6 miliar pada Mei 2023 sekaligus menjadi nilai inflow tertinggi sejak Januari 2023.
Secara kumulatif, foreign inflow telah mencapai Rp74,4 triliun sepanjang semester I/2023, berbalik dari foreign outflow sebesar Rp86,6 triliun hingga semester I/2022. Hal ini menunjukkan bahwa investor asing juga ‘berburu’ obligasi pemerintah Indonesia dengan tren foreign inflow yang masih berlanjut sejak awal tahun.
Oleh karena itu, obligasi masih berpotensi menghasilkan kinerja yang baik dan dapat dipertimbangkan sebagai pilihan investasi. Beberapa jenis aset obligasi yang dapat dipertimbangkan antara lain Reksa Dana Obligasi, Obligasi FR, atau ORI023 yang saat ini sedang dalam masa penawaran hingga 20 Juli 2023. Terdapat dua seri ORI023: ORI023-T3 (kupon 5,9%) dan ORI023-T6 (kupon 6,1%).
Baca Juga: Simulasi Kupon ORI023, Passive Income hingga Rp548 Juta per Tahun
Ekspektasi suku bunga yang telah mencapai puncaknya berpotensi membuat ORI023 menarik. Jika nantinya suku bunga diturunkan, penerbitan obligasi ke depan kemungkinan akan menawarkan tingkat kupon yang lebih rendah.
Selain itu ORI023 dapat diperjualbelikan di pasar sekunder, sehingga investor berpotensi memperoleh tambahan keuntungan capital gain jika ORI023 mengalami kenaikan harga saat ekspektasi suku bunga diturunkan.
3 Produk Reksa Dana di Bibit dengan Return Tertinggi dalam 1 Bulan Terakhir (Juni 2023)
Dari penjelasan tersebut, apakah kamu sudah siap untuk berinvestasi di instrumen yang disebutkan di atas? Pilih instrumen investasi yang sesuai dengan kemampuan dan tujuan keuangan kamu ya!
Writer: Investment Research Team
Disclaimer: Kinerja reksa dana berdasarkan data masa lalu, tidak mencerminkan performa di masa depan. Bukan rekomendasi jual/beli aset investasi tertentu. Hanya untuk tujuan edukasi.