Bank Indonesia (BI) menahan suku bunga acuan BI-7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) di level 5,75% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) Februari 2023. Ini merupakan pertama kalinya BI menghentikan kenaikan suku bunga acuan dalam enam bulan terakhir.
BI sengaja menyetop kenaikan suku bunga acuan bulan ini karena inflasi RI mulai terkendali. Tercatat, inflasi RI turun dari 5,51% YoY pada Desember 2022 menjadi 5,28% YoY pada Januari 2023.
Realisasi inflasi pada Januari 2023 menjadi yang terendah sejak Agustus 2022. Hal ini bisa menjadi sinyal bahwa ekonomi di dalam negeri mulai kembali stabil.
Kamu bisa manfaatkan situasi ini untuk terus menambah investasi reksa dana di Bibit di tengah prospek ekonomi yang semakin baik.
🇮🇩 Kabar Indonesia Lain yang Perlu Kamu Simak Pekan Ini
Pemerintah sedang menyiapkan aturan perpajakan internasional untuk bisa menarik pajak dari perusahaan digital dunia yang beroperasi di RI, seperti Facebook, Twitter, dan Google. Hal ini merupakan bagian dari pelaksanaan pilar I dan II paket pajak internasional.
Pemerintah mengucurkan dana Rp22 triliun untuk persiapan pemilihan umum (pemilu) yang berlangsung tahun depan. Anggaran itu akan digelontorkan di beberapa kementerian/lembaga.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia surplus US$3,87 miliar pada Januari 2023. Realisasi ini turun dibandingkan bulan sebelumnya yang surplus US$3,89 miliar.
Pemerintah mengatakan jumlah smelter Indonesia mencapai 91 unit per 1 Februari 2023. Namun, jumlah yang beroperasi hanya 48 unit.
🌍Kabar Luar Negeri Pekan Ini
Inflasi AS tercatat 6,4% YoY per Januari 2023. Angka itu lebih rendah dari bulan sebelumnya yang mencapai 6,5%.
Inflasi Argentina tembus 98,8% YoY per Januari 2023. Realiasi tersebut menjadi yang tertinggi sejak hiperinflasi pada 1990-an.
Stok uang tunai di Nigeria mulai langka sejak Bank Sentral Nigeria (BSN) mengumumkan rencana penerbitan uang kertas baru pada Oktober 2022. Bank-bank tidak punya pasokan mata uang Nigeria, naira, di tengah permintaan uang tunai yang tinggi.
Summary:
Kebijakan BI yang menyetop kenaikan suku bunga acuan bulan ini sejalan dengan inflasi RI yang terus melandai sejak akhir 2022 lalu. Hal ini bisa menjadi angin segar bagi masyarakat yang memiliki Kredit Pemilikan Rumah (KPR).
Sebab, bunga KPR biasanya terus meningkat usai BI menaikkan suku bunga acuan. Hal ini khususnya bagi nasabah yang sudah masuk masa floating.
Jika potensi kenaikan bunga KPR kecil, maka nasabah bisa memiliki alokasi lebih besar untuk investasi. Terlebih, data-data ekonomi juga terus menunjukkan perbaikan, mulai dari inflasi sampai pertumbuhan ekonomi.
Jadi, tambah lagi alokasi kamu untuk investasi, seperti reksa dana di aplikasi Bibit. Ada Reksa Dana Pasar Uang (RDPU) untuk kamu yang konservatif, Reksa Dana Obligasi (RDO) bagi kamu yang punya profil risiko moderat, dan Reksa Dana Saham (RDS) bagi investor agresif.
Writer: Tim CRM