Bibit Weekly 12 November 2022: Investasi Jangka Panjang di Reksa Dana Obligasi, Emang Untung?

Bibit Weekly di pekan pertama November 2022 sudah membahas tentang kondisi perekonomian dalam 5 tahun terakhir. Mulai dari perang dagang Amerika Serikat-Tiongkok di 2018, pandemi Covid-19 pada awal tahun 2020, hingga konflik geopolitik Rusia-Ukraina yang terjadi di awal 2022.

Selain itu, kita juga membahas tentang investasi dalam 5 tahun tersebut alias investasi jangka panjang di Reksa Dana Pasar Uang (RDPU). Dan ternyata, meskipun kondisi perekonomian yang naik-turun selama 5 tahun, investasi di RDPU tetap memberikan keuntungan! 

Sekarang, saatnya kita lihat bagaimana jika berinvestasi selama 5 tahun di Reksa Dana Obligasi (RDO) dengan studi kasus berikut ini. Pertama, yuk perhatikan performa rata-rata 3 produk RDO terpopuler di aplikasi Bibit!

Performa Top 3 RDO Selama 5 Tahun (Oktober 2017-Oktober 2022)

Dari grafik di atas, kita bisa melihat bahwa performa Reksa Dana Obligasi dalam 5 tahun terakhir terlihat lebih fluktuatif dibandingkan performa RDPU. Lalu, bagaimana jika kita nabung rutin dalam periode 5 tahun tersebut di Reksa Dana Obligasi? Berikut ini gambarannya!

Tabel akumulasi perkembangan portofolio investasi RDO dalam 5 Tahun dengan DCA
*Disclaimer: Kinerja masa lalu, tidak menjamin kinerja di masa depan.

Tabel di atas menunjukkan bahwa jika kamu nabung rutin sebesar Rp500 ribu tiap bulan selama 5 tahun, uangmu bisa tumbuh dan memperoleh keuntungan hingga 16,58%! Jadi, total dana yang akan kamu peroleh adalah sebesar Rp35,5 juta

Bahkan dari tabel akumulasi perkembangan portofolio, terlihat bahwa di Oktober 2018, keuntungan justru minus (-0,14%). Tapi jika kita melihat dalam jangka panjang, performa RDO sebenarnya tetap mengalami kenaikan di tengah kondisi market yang naik-turun. 

Memang pergerakan RDO cenderung lebih fluktuatif dibandingkan RDPU. Sebab RDO menempatkan sebagian besar asetnya (80%) di obligasi yang dapat diperjualbelikan. Namun kinerjanya masih bisa ditopang dengan pembayaran kupon berkala. Inilah alasannya RDO memiliki tingkat risiko yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan investasi di RDPU. RDO cocok untuk investor yang memiliki profil risiko moderat.

 Dari studi kasus ini, kita bisa belajar bahwa strategi nabung rutin atau yang dikenal sebagai Dollar Cost Averaging (DCA) dalam jangka panjang dapat memberikan kesempatan untuk memperoleh keuntungan di tengah kondisi perekonomian yang tidak pasti.

Tabel akumulasi perkembangan portofolio investasi RDO dalam 5 Tahun dengan Lump Sum
*Disclaimer: Kinerja masa lalu, tidak menjamin kinerja di masa depan.

Tapi di sisi lain, jika kamu menggunakan strategi investasi lump sum di RDO selama 5 tahun  dengan menempatkan seluruh modal Rp30,5 juta di awal pada Oktober 2017, maka total dana yang kamu peroleh adalah sebesar Rp41,9 juta. Ini artinya keuntungan yang diperoleh bisa mencapai 37,67%. Dari sini terlihat bahwa strategi lump sum di RDO memberikan peluang keuntungan lebih besar. 

Jadi kesimpulannya, berinvestasi di tengah kondisi perekonomian yang tidak pasti tetap akan memberikan keuntungan dalam jangka panjang. Jika memiliki modal yang lebih besar di awal, kamu bisa menggunakan strategi lump sum di RDO. Tapi, DCA juga bisa menjadi pilihan jika kamu ingin mulai nabung rutin dengan nominal yang lebih kecil secara konsisten.

Nah, terus gimana ya kalau misalnya kita nabung rutin di Reksa Dana Saham? Bakal lebih untung apa nggak nih? Tunggu di Bibit Weekly edisi minggu depan ya! Sambil nunggu, jangan lupa untuk lanjutin kebiasaan baik nabung rutinmu!