Menjelang akhir tahun 2020, pasar keuangan sudah menunjukan kenaikan yang cukup besar sejak awal pandemi di bulan maret. Namun, berbagai masalah di ekonomi masih belum kunjung usai, bahkan sampai ada ancaman dari mutasi Covid-19 yang lebih meresahkan. Seperti apa ini semua akan mempengaruhi pasar? Simak ulasannya disini.
Stimulus Amerika Buat Pasar Bimbang
Setelah tidak ada kesepakatan dalam waktu yang lama, akhirnya kongres Amerika Serikat menyetujui stimulus sebesar 900 miliar dollar. Stimulus ini akan berupa bantuan langsung senilai $600 ke setiap orang per minggu ditambah $300 untuk pengangguran.
Namun, presiden Donald Trump membuat ketidakpastian baru. Ia mau bantuan langsung naik menjadi $2000 daripada $600. Padahal waktu sudah sangat sempit, dan bila tidak ada pengesahan, maka rakyat Amerika akan kehilangan bantuan setelah tanggal 28 Desember.
Bila stimulus terus ditunda, maka mengancam daya beli masyarakat dan ekonomi. Inilah yang sangat mempengaruhi sentimen pasar keuangan di Amerika Serikat menjelang tahun baru nanti.
Mutasi Covid-19 di Inggris
Perkembangan Covid-19 secara global yang semakin hari semakin banyak, ternyata tidak lepas dari mutasi virus ini di negara Inggris. Dikabarkan bahwa mutase ini kemungkinan sudah ada sejak September akhir lalu yang menyebabkan penambahan kasus harian di Inggris sudah 3x lebih besar daripada gelombang 1 di bulan Maret lalu.
Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson menjelaskan bahwa mutasi ini membuat Covid-19 lebih mudah menyebar hingga 70%. Lebih parahnya lagi, mutasi ini diperkirakan sudah menyebar ke negara eropa lainnya seperti Jerman, dan Italia.
Demi mencegah penyebaran, akhirnya seluruh kunjungan dari Inggris ke negara Eropa lain diberhentikan total dan ada lockdown total di Inggris saat ini. Tentu ini menjadi pukulan bagi perekonomian Eropa dan ancaman bagi negara lain yang juga terkena mutasi dari virus.
Pergantian Menteri Indonesia
Minggu lalu, presiden Jokowi baru saja mengganti beberapa Menteri dalam pemerintahannya. Sesuai kata Presiden: Menteri yang diganti adalah yang tidak memiliki “sense of crisis” dalam menangani masalah Covid-19.
Salah satu masalah dalam penanganan Covid di tahun 2020 adalah realisasi anggaran yang sangat lambat, khususnya di bidang kesehatan. Dengan para Menteri yang baru, maka ada harapan proses pemulihan ekonomi bisa lebih baik di tahun 2021.
Selain itu, perbankan juga memprediksi bahwa pertumbuhan kredit tahun depan akan lebih baik. Dikutip dari Kontan, banker memprediksi bahwa kredit perbankan bisa tumbuh hingga 5% di 2021. Ini menjadi tanda perbaikan ekonomi kedepannya.
Memang banyak ketidakpastian di pasar pasca adanya Covid-19, tapi jangan sampai hal ini membuat investor menjadi takut berinvestasi. Belajar dari krisis masa lalu, ada saatnya ketidakpastian ini lewat. Berinvestasi rutin bisa jadi jalan terbaik untuk menghadapi setiap gejolak pasar kedepannya. Bahkan, bila pasar harus turun lagi, itu menjadi kesempatan investasi di harga yang murah.