Kalau kamu lagi cari investasi reksadana, mungkin hal yang sering kamu tanyakan adalah berapa sih keuntungan reksadana setiap tahunnya itu? Dan keuntungan reksadana yang bagus itu seberapa banyak? Yuk simak disini selengkapnya
Untuk menjawab pertanyaan itu, kamu harus mengerti lebih dahulu kalau bagus atau tidaknya keuntungan sebuah investasi itu harus ada pembandingnya. Apa maksudnya?
Misalnya kamu mau tau harga sebuah barang di toko itu murah atau mahal. Nah buat tau itu, otomatis kamu harus bandingin harga barang yang sama di toko lainnya juga. Kalau harga barang itu lebih tinggi daripada harga rata – rata di toko lainnya, maka itu bisa dibilang mahal. Begitu pula dengan sebuah investasi, ada pembandingnya untuk mengukur besar atau tidaknya keuntungan yang diperoleh.
Nah, disini kita membahas soal investasi reksadana, maka kita harus tahu dulu, apa sih yang bisa jadi pembanding keuntungan sebuah reksadana?
Ada 3 jenis reksadana; Reksadana Saham, Reksadana Obligasi, dan Reksadana Pasar Uang. Setiap jenis ini memiliki acuan pembanding yang berbeda – beda karena instrumen investasi di dalamnya juga berbeda. Namun, untuk lebih jelasnya kita akan ambil contoh dari Reksadana Saham saja.
Pada Reksadana saham, pembanding keuntungan reksadana yang biasa digunakan adalah kinerja indeks pasar modal. Biasanya ini mengacu pada return dari IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan). IHSG sering digunakan karena pergerakan harga IHSG ditentukan dari pergerakan harga seluruh saham yang dijual di publik. Oleh karena itu, IHSG menjadi pembanding kinerja yang sangat masuk akal.
Berdasarkan gambar di atas, ternyata selama 10 tahun (2010 – 2020), IHSG menghasilkan rata – rata keuntungan (return) sebesar 14% per tahun. Misalkan, sekarang kita ingin tau kinerja sebuah reksadana saham bagus atau tidak, tinggal bandingkan aja keuntungannya (return) dengan IHSG.
Bila dalam 10 tahun yang sama, reksadana itu bisa menghasilkan rata – rata keuntungan yang mirip dengan IHSG (misalkan 13% - 15% per tahun), maka dapat dikatakan keuntungan reksadana itu tidaklah buruk.
Keuntungan reksadana boleh berbeda dari pasar (lebih tinggi sedikit / rendah sedikit), tapi perbedaannya tidak boleh terlalu jauh. Ini berarti, bila kinerja pasar juga sedang tidak bagus alias turun, maka sangatlah wajar reksadana yang bagus sekalipun untuk ikut turun juga kinerjanya. Jadi penurunan pada reksadana belum tentu buruk, asalkan masih mengikuti kondisi pasar.
Sebaliknya, bila keuntungan reksadana jauh lebih bagus dari pasar (misalnya pasar menghasilkan 10% tahun ini, tapi reksadana itu bisa 20%), inipun tidak dapat disimpulkan kalau reksadana itu baik. Ini karena selisih return-nya dengan pasar sangatlah besar yaitu hampir 2x lipat. Tidak ada jaminan kalau keuntungan seperti itu akan terus terjadi di tahun depannya, dan bisa jadi ketika pasar sedang turun, reksadana ini turunnya lebih dalam daripada pasar.
Jadi, kamu gak perlu khawatir. Kalau merasa keuntungan reksadana kamu masih kecil saat ini, sebenarnya itu semua wajar kok selama keuntungan reksadananya masih sesuai dengan pasar. Jangan kamu malah jadi tergiur untuk investasi di luar sana yang menawarkan keuntungan terlalu besar (alias tidak masuk akal bila dibandingkan dengan pasar). Seiring waktu, investasi kamu bisa membuahkan hasil yang baik dalam jangka panjang asalkan pilihan reksadananya sudah baik.
Kabar baiknya, kamu ga perlu pusing pilih reksadana dengan kinerja baik sesuai penjelasan di atas, karena itu semua sudah diseleksi oleh Bibit. Bahkan, kami tidak hanya merekomendasikan reksadana berdasarkan keuntungannya saja tapi juga melihat apakah sesuai dengan profil risiko calon investor atau tidak.
So, gak perlu khawatir lagi salah pilih reksadana kalau sudah pakai Bibit.