Di akhir tahun 2020, Indeks Harga Saham Gabungan ditutup di angka 5,979. Angka penutupan ini sudah semakin mendekati level IHSG sebelum adanya Covid-19 di kisaran 6,500. Dengan banyaknya berita positif mulai dari stimulus dan perkembangan vaksin, banyak yang menduga kalau tahun 2021, IHSG bisa sampai ke level 7000. Apakah hal ini benar – benar bisa terjadi?
Stimulus Positif di Awal Tahun
Akhirnya trump menandatangani paket stimulus dengan bantuan langsung tunai sebesar $600 yang sebelumnya ia tolak. Stimulus ini akan jadi penolong di awal tahun 2021, khususnya untuk warga Amerika yang kehilangan pekerjaannya.
Stimulus ini berpotensi membuat sentimen positif untuk pasar di awal tahun depan nanti. Apalagi, bantuan sebesar $600 diusulkan untuk diganti menjadi $2000 oleh Presiden Trump. Meskipun hal ini masih belum pasti, karena penolakan dari partai republik Amerika.
Sentimen positif ini bukan hanya baik untuk pasar Amerika, tapi juga bisa membuat investor di negara lain juga turut optimis. Inilah salah satu faktor yang juga bisa memicu kenaikan pasar keuangan di Indonesia.
Larangan untuk Turis Asing ke Indonesia
Menanggapi adanya kenaikan kasus Covid-19 yang terus menanjak, serta adanya mutasi virus yang baru, Indonesia akhirnya melarang turis asing untuk masuk ke wilayah Indonesia. Aturan ini akan berlaku mulai dari 1 Januari 2021.
Di sisi lain, vaksinasi juga direncanakan secara bertahap mulai dari tenaga medis, pelayan publik, lansia, baru masyarakat umum. Vaksinasi ini tentu membutuhkan waktu yang tidak sebentar, sehingga masih ada peluang kenaikan kasus baru yang mengancam kehidupan masyarakat.
Bagaimana Pasar Bereaksi
Dengan adanya berbagai berita positif di awal tahun 2021 ini, tentu bukannya tidak mungkin pasar akan terus naik. Namun, perlu diingat kalau apa yang terjadi di pasar belum tentu sama dengan yang ada di ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang sempat negatif di tahun 2020, mungkin bisa membaik di tahun yang baru ini. Tapi dengan adanya kenaikan kasus Covid-19 yang belum terkendali, kita tidak bisa tahu seberapa besar pemulihannya akan terjadi.
Jadi, kenaikan pasar hendaknya tidak membuat investor terlalu euforia, tapi tetap memikirkan apakah kenaikan ini sejalan dengan ekonomi atau tidak. Bila tidak sejalan, maka di titik itulah investor menjadi lebih hati – hati.
Jadi, investor tetap bisa berinvestasi di tengah ketidakpastian dengan menjaga resikonya. Salah satu cara menjaga resiko yang selalu dianjurkan adalah dengan Dollar Cost Averaging, membeli rutin baik saat pasar naik atau turun sehingga mendapatkan harga rata – rata di tengah. Bila pasar tetap menguat, maka kita tidak ketinggalan. Namun, bila pasar harus jatuh lagi, penurunan yang kita alami bisa dibatasi.