Pada akhir minggu lalu, IHSG masih menunjukan penguatan yang terjadi sejak akhir Januari dan ditutup menguat di angka 6.222,52. Namun, di tengah kenaikan positif, investor perlu mengamati risiko yang mungkin terjadi baik di pasar global maupun domestik, sehingga bisa menghindari optimisme berlebihan. Selengkapnya akan dibahas pada ulasan di bawah.
Kelanjutan Stimulus Amerika dan Reaksi Pasar
Pasar Amerika yang terus mencetak titik tertinggi baru setiap bulannya selama ini, tentu membuat investor menjadi positif. Apalagi didukung dengan adanya progres vaksin yang terus berjalan, potensi tambahan stimulus 1,9 Triliun Dollar, serta ekspektasi laporan keuangan akhir tahun yang membaik dari perusahaan Amerika.
Namun, pasar yang terus naik membuat investor mengabaikan berita negatif yang terjadi, seperti klaim pengangguran Amerika yang lebih tinggi dari ekspektasi dan sentimen konsumen Amerika turun ke level terendah pada 6 bulan terakhir. Kita belum tahu kapan pemulihan penuh akan terjadi, di tengah kenaikan yang terus terjadi pada pasar.
Beberapa investor mengkhawatirkan pasar yang sudah terlalu mahal akibat optimisme yang berlebihan. Biasanya hal ini berujung pada kejatuhan besar. Jatuhnya pasar Amerika tentu juga berpengaruh pada pasar di negara lainnya.
Vaksinasi Indonesia Masih Lambat
Berdasarkan data terakhir dari Kompas, vaksinasi tahap 1 yang sudah diberikan kepada tenaga kesehatan sudah mencapai lebih dari 1 juta orang. Sedangkan yang sudah menerima dosis kedua vaksin berjumlah sekitar 345.605 orang. Dibandingkan dengan total penduduk Indonesia, tentu membutuhkan waktu yang lama untuk mencapai herd immunity/kekebalan kelompok.
Perhitungan Bloomberg menyebutkan, bila vaksinasi Indonesia berjalan sebanyak 64.187 dosis per hari, maka dibutuhkan waktu 10 tahun untuk 75% penduduk menerima vaksin. Ini mengapa kecepatan pemberian vaksin harus terus ditingkatkan.
Presiden Indonesia juga sudah menerapkan aturan baru yang akan memberikan sanksi berupa denda atau kehilangan bantuan sosial bagi orang yang menolak untuk divaksin. Ini diharapkan mampu memperlancar proses vaksinasi kedepannya.
Ekonomi Indonesia Belum Pulih Total
Meski penambahan kasus harian Covid-19 mengalami penurunan akhir-akhir ini, perekonomian dalam negeri belum merasakan dampaknya. Terlihat dari indeks keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi Indonesia 6 bulan mendatang yang menurun dari 124,3 di bulan sebelum lalu menjadi 106,7 saat ini.
Salah satu industri yang merasakan dampak besar dari lesunya ekonomi adalah industri garmen yang menyerap tenaga kerja kedua terbesar dari seluruh industri manufaktur. Saat ini posisinya turun menjadi urutan ke 13. Artinya isu pengangguran masih menjadi ganjalan utama untuk pemulihan ekonomi kedepannya.
Inilah yang harus diwaspadai untuk investor pada tahun ini. Jangan sampai optimisme yang berlebihan membuat kita lupa mempertimbangkan kemungkinan buruk yang bisa terjadi kedepannya.