Berbagai posting di sosial media terkait investasi sudah menjadi tren yang kerap kamu lihat saat ini. Mulai dari tips and trick berinvestasi hingga meme lucu saat ada isu ekonomi yang menarik sering bertebaran di internet.
Memang sekarang minat masyarakat untuk berinvestasi terus meningkat. Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) per Agustus 2021, jumlah investor pasar modal meningkat signifikan hingga 57,2% dibandingkan tahun 2020 dengan total mencapai 6,1 juta orang.
Dengan adanya tren ini, tidak sedikit juga yang jadi tertarik untuk memulai investasi. Berinvestasi dari awal memang baik. Tapi perlu diingat, jangan berinvestasi hanya karena ikut-ikutan alias FOMO (fear of missing out). Tentu saja ada berbagai hal yang perlu kamu pertimbangkan sebelum berinvestasi. Jangan sampai inginnya untung, tapi malah jadi buntung!
Lalu apa saja yang harus kita persiapkan sebelum memulai investasi? Simak penjelasannya di bawah ini!
Pendapatan harus lebih besar dari pengeluaran
Bayangkan jika pengeluaran kamu begitu banyak, tapi tidak diimbangi dengan pendapatan yang diterima. Pasti tidak ada sisa dana untuk disimpan, sehingga tidak memungkinkan juga untuk berinvestasi. Ingat, investasi harus menggunakan “uang dingin”. Maka kamu perlu memiliki pendapatan yang lebih besar dari pengeluaran jika ingin memulai investasi. Sisihkan dana yang ada untuk dialokasikan menjadi investasi.
Jangan lupa akan pepatah “besar pasak daripada tiang”. Pengeluaran yang boros tanpa pendapatan yang mendukung juga akan menyulitkanmu untuk berinvestasi. Jadi, rencanakan pengeluaranmu dengan baik ya.
Memiliki budget
Kalau sudah memiliki pendapatan yang lebih besar dari pengeluaran, hal yang dilakukan selanjutnya adalah mengatur keuangan setiap bulan (budgeting). Budgeting menjadi penting agar kamu bisa melacak alokasi dana dan membatasi pengeluaran.
Kamu bisa menggunakan berbagai metode alokasi pendapatan untuk membagi pengeluaran dan investasi sesuai dengan anggaranmu. Kamu juga bisa memulainya dengan trik yang paling simpel, yaitu metode 20-80. 20% untuk investasi dan tabungan serta 80% sisanya untuk pengeluaran bulanan. Dengan begitu, kamu bisa lebih mudah mengatur keuangan dan investasi.
Utang tidak melebihi 30% dari pendapatan
Rasio utang juga perlu dipikirkan dalam berinvestasi. Rasio utang atau cicilan yang ideal pada umumnya tidak melebihi 30% pendapatan kamu. Jika utang semakin tinggi, tentu semakin besar juga dana yang perlu kamu korbankan untuk membayarnya. Contohnya seperti mengambil jatah dana kebutuhan pokok bulanan untuk bayar cicilan. Akhirnya, jadi tidak memiliki alokasi dana untuk berinvestasi.
Mengenal investasinya
Ada berbagai cara untuk berinvestasi, bisa dengan instrumen logam mulia (emas), deposito, obligasi, saham, dan reksa dana. Cari tahu tentang jenis-jenis investasi yang ada dan sesuaikan dengan profil risikomu. Misalnya saja kalau kamu menginginkan investasi yang rendah risiko, bisa memilih reksa dana pasar uang (RDPU).
Memiliki mindset investasi yang tepat
Saat ingin berinvestasi, jangan memiliki mindset “ingin cepat kaya”. Pahamilah bahwa investasi bukan proses yang instan, namun bersifat jangka panjang. Harus berkomitmen melakukannya secara konsisten dan disiplin untuk mendapatkan keuntungan. Salah satu cara memulainya adalah dengan merencanakan tujuan investasimu untuk masa depan dan disesuaikan dengan kondisi finansial saat ini.
Sampai sini, kamu jadi lebih paham kan hal apa saja yang perlu diperhatikan sebelum memulai investasi? Yuk, segera susun rencana keuanganmu dengan bijak dan pilihlah jenis investasi yang paling sesuai untukmu!
Kamu bisa mulai hal ini melalui Bibit juga loh! Dengan fitur ‘Goal Setting’ di Bibit, kamu bisa merencanakan tujuan investasi sesuai kebutuhan sampai bantu menghitung dana yang perlu ditabung setiap bulannya. Jadi, tunggu apa lagi?