Membeli sesuatu tanpa perencanaan lebih dahulu (impulsive buying) merupakan suatu kebiasaan yang dapat merugikan. Dalam jangka panjang, impulsive buying dapat menjadi penghalang untuk mencapai tujuan keuangan yang lebih penting.
Impulsive buying biasanya dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti psikologis (FOMO, gengsi, stress) atau strategi pemasaran yang agresif.
Contoh Impulsive Buying
Bagaimana Jika Dana Tersebut Diinvestasikan?
Contoh menggunakan Reksa Dana Obligasi dengan produk Manulife Obligasi Negara Indonesia II Kelas A. Berikut hasilnya dengan menggunakan fitur Mesin Waktu di Bibit:
Tips Menghindari Impulsive Buying
Menyusun Budget
Buat anggaran bulanan yang realistis untuk berbagai pengeluaran bulanan. Jangan lupa untuk melacak pengeluaran serta selalu mematuhi budget.
Membedakan Kebutuhan vs Keinginan
Prioritaskan pembelian yang bersifat kebutuhan penting terlebih dahulu. Coba untuk menahan pembelian yang lebih bersifat keinginan sesaat.
Membatasi Exposure Marketing
Sangat banyak taktik pemasaran dan promo yang dapat memicu pembelian impulsif. Kamu bisa mengurangi browsing di aplikasi belanja online.
Merencanakan Self Reward
Tidak ada yang salah dalam memberikan self reward. Namun lebih baik apabila kamu rencanakan lebih dulu target yang ingin dicapai sebelum memberikan hadiah ke diri sendiri.
Writer: Investment Research Team
Disclaimer: Konten dibuat untuk tujuan edukasi dan bukan merupakan rekomendasi untuk membeli/menjual reksa dana/produk tertentu.