Bedah Reksa Dana Obligasi ABF Indonesia Bond Index Fund, Apa Isinya?

Selama setahun terakhir (1Y), ABF Indonesia Bond Index Fund (ABF IBI) mencatatkan kenaikan sebesar 10,50% per 22 Mei 2023. Performa ini tidak hanya menjadi yang tertinggi dibandingkan dengan jenis Reksa Dana Obligasi (RDO) lainnya, tetapi juga lebih unggul dibandingkan IHSG yang melemah -1,52% dalam periode yang sama (1Y). 

Lantas, apa saja komposisi aset yang ada di dalam reksa dana ini? Simak Mini Unboxing RDO ABF IBI berikut! 

Kenali Produknya

Produk ABF IBI adalah Reksa Dana Obligasi yang dikelola dengan strategi pasif oleh Manajer Investasi (MI) Bahana TCW dengan tujuan untuk memperoleh kinerja investasi menyamai indeks acuannya. Dalam hal ini, indeks acuan (benchmark) dari ABF IBI adalah iBOXX ABF Indonesia Total Return Index. 

Artinya, karena tujuan utamanya adalah menyamai performa indeks, maka komposisi holding assets dan performa RDO ABF IBI akan mirip dengan komposisi serta performa indeks acuan yakni iBOXX ABF Indonesia. Makin kecil selisih return produk dengan benchmark, makin baik pula produk tersebut.

Apa Tolok Ukur Reksa Dana ABF IBI?

iBoxx ABF Indonesia Total Return Index adalah sebuah indeks yang dikeluarkan oleh IHS Markit, sebuah lembaga penyedia layanan data yang kini menjadi bagian dari S&P Global. Indeks ini didesain untuk merefleksikan kinerja obligasi pemerintah Indonesia berdenominasi rupiah.

Dalam pemilihan obligasi, indeks ini memiliki beberapa kriteria utama, yaitu: 

  • Obligasi tersebut wajib berdenominasi rupiah (IDR)

  • Obligasi yang dipilih hanya obligasi pemerintah

  • Obligasi yang dipilih boleh berjenis konvensional maupun syariah (sukuk) 

  • Nilai outstanding untuk tiap obligasi minimum sebesar Rp2 triliun

  • Jatuh tempo minimum untuk tiap obligasi yaitu 1 tahun

Adapun perhitungan rating dari indeks ini ditentukan dengan menggunakan peringkat obligasi pemerintah Indonesia berdenominasi rupiah, yang dikeluarkan oleh tiga lembaga pemeringkat internasional, yaitu:

  • Fitch Ratings

  • Moody’s Investors Service

  • S&P Global Ratings

Bagaimana Performa ABF IBI Terhadap Benchmark?

Salah satu tolok ukur performa dari reksa dana berbasis indeks adalah dengan melihat selisih antara kinerja reksa dana tersebut dengan indeks acuannya, atau biasa disebut juga dengan tracking error.

Berikut adalah kinerja reksa dana ABF IBI vs benchmark berdasarkan Fund Fact Sheet per April 2023:

Selama satu tahun terakhir (per April 2023), produk ABF IBI mencetak performa sebesar +7,34%, sedikit melampaui tolok ukurnya yakni sebesar 6,89%. Capaian positif ABF IBI sejalan dengan performa obligasi pemerintah yang tercermin dalam INDOBeX Government Total Return yang naik +10,92% YoY (per 23 Mei 2023). 

Kenaikan INDOBeX Government Total Return tersebut salah satunya didorong apresiasi atas harga obligasi pemerintah, khususnya yang bertenor panjang seiring dengan semakin kuatnya ekspektasi atas pemangkasan suku bunga oleh Bank Indonesia (BI).

Tak hanya itu, jika ditilik dari rentang waktu yang lebih panjang, kinerja produk ABF IBI mampu mencetak return 27,37% dalam 3 tahun dan 40,03% dalam 5 tahun. Artinya produk ABF IBI tergolong konsisten untuk bisa bertumbuh lebih optimal dalam jangka panjang.

Dari tabel di atas, kita bisa lihat bahwa reksa dana ABF IBI memiliki kinerja yang mirip dan bahkan kerap kali lebih tinggi dibandingkan indeks acuannya. Namun jika dihitung dari awal pembentukan (sejak 2005), performa reksa dana ini sedikit tertinggal (+398,92%) dibandingkan benchmark-nya (+411,96%) alias terdapat selisih sebesar 13,04% lebih rendah.

Keunggulan Investasi di Reksa Dana Obligasi Indeks

Reksa dana yang dikelola secara pasif dan mengacu pada indeks tertentu memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan reksa dana yang dikelola secara aktif. Lalu apa saja keunggulannya? 

1. Alternatif Diversifikasi Investasi yang Terjangkau

Melalui Reksa Dana Indeks, dalam hal ini ABF IBI, maka investor akan bisa memiliki porsi investasi di obligasi pemerintah yakni Obligasi FR dengan beragam tenor serta yield. Jadi investor hanya perlu melakukan pembelian minimal Rp1 juta untuk bisa berinvestasi di Reksa Dana Obligasi ABF IBI ini tanpa harus membeli beragam jenis FR yang minimal pembeliannya bisa melebihi Rp1 juta. 

2. Biaya Pengelolaan Lebih Kecil 

Pengelolaan reksa dana yang bersifat pasif akan membuat MI tidak akan terlalu intensif dalam mengubah isi portofolionya. Frekuensi rebalancing yang minim ini akan tercermin dalam expense ratio yang rendah pula. 

Maka bisa dikatakan bahwa RDO ABF IBI ini merupakan produk yang dikelola dengan biaya rendah (low cost). Ini terlihat dari expense ratio ABF IBI yang hanya sebesar 0,21% di mana angka ini merupakan yang terendah dibandingkan dengan produk RDO lainnya (yang tersedia di Bibit) dengan rentang expense ratio sebesar 0,29% - 2,90%. 

Oleh karena itu, kehadiran Reksa Dana Obligasi ABF IBI dapat membantu investor untuk bisa meraih kinerja portofolio investasi reksa dana yang menyerupai indeks, dengan biaya yang lebih rendah. Jika dirinci, berikut ini adalah perbedaan antara reksa dana yang dikelola secara aktif dan pasif: 

Baca Juga: Cara Pilih Reksa Dana Obligasi, Analisis dengan Indikator Ini

Isi Reksa Dana ABF IBI, Dominasi Obligasi Pemerintah

Komposisi Reksa Dana Obligasi ABF IBI didominasi oleh efek bersifat utang alias obligasi khususnya Obligasi Pemerintah. Menilik dari Fund Fact Sheet per April 2023, sebanyak 99,98% dana kelolaan diletakkan di Obligasi Pemerintah jenis Fixed Rate (FR). 

Berikut ini adalah Top 10 Holdings* dari Reksa Dana Obligasi ABF IBI:  

Menilik dari top 10 holdings tersebut, sekitar 60% diantaranya merupakan obligasi pemerintah jangka panjang dengan tenor >5 tahun. Jika dibandingkan dengan komposisi per April 2022, porsi obligasi pemerintah jangka panjang juga sama yakni mencapai 60%. Porsi tersebut sedikit lebih rendah jika dibandingkan komposisi per April 2021 sebesar 70%.  

Sementara itu, melansir dari prospektus produk per Maret 2023, manajer investasi akan menjaga durasi efektif reksa dana ABF IBI dalam rentang kisaran 0,5 tahun dari durasi indeks benchmark.

Durasi dalam konteks ini bukanlah tenor atau jatuh tempo. Namun durasi merupakan tingkat sensitivitas pergerakan harga obligasi terhadap perubahan suku bunga.

Kesimpulan

Kalau begitu, produk ABF IBI cocok untuk investor seperti apa? 

  1. Investor yang ingin memiliki alokasi dan exposure di indeks obligasi pemerintah dengan biaya yang rendah, dan tidak ingin repot untuk memonitor strategi investasi yang diterapkan manajer investasi.

  2. Investor yang memiliki risk profile moderat dan jangka waktu investasi menengah hingga panjang

Jadi apakah kamu salah satunya? Jika kamu memiliki tujuan keuangan misalnya untuk mengumpulkan dana pendidikan anak hingga dana pensiun, maka reksa dana yang satu ini bisa dipertimbangkan untuk menjadi pilihan investasi. Temukan Reksa Dana ABF IBI di aplikasi Bibit sekarang! 

Writer: Investment Research Team 

Disclaimer: Konten dibuat untuk tujuan edukasi dan bukan merupakan rekomendasi untuk membeli/menjual reksa dana/produk tertentu.