Di Bibit Weekly sebelumnya, sudah dibahas mengenai apa itu Surat Berharga Negara (SBN) dan keuntungan berinvestasi di instrumen yang satu ini. Sekarang saatnya cari tahu perbedaan dari jenis-jenis SBN. Berdasarkan cara pengelolaannya, SBN dibagi menjadi dua yaitu SBN konvensional dan SBN Syariah (SBSN).
SBN Konvensional/ SUN (Surat Utang Negara)
1. Savings Bond Ritel (SBR)
SBR adalah salah satu jenis SBN yang memiliki tenor atau jatuh tempo selama dua tahun dengan imbal hasil berupa kupon yang memiliki karakteristik floating with floor. Instrumen investasi yang satu ini nggak bisa dijual (tradeable) sebelum jatuh tempo, namun sebagai gantinya SBR memiliki fasilitas early redemption atau bisa dicairkan setelah satu tahun maksimal 50% dari nilai investasi.
Tahun ini, pemerintah sudah meluncurkan SBR011 yang ditawarkan mulai 25 Mei 2022 sampai 16 Juni 2022. SBR011 ditawarkan dengan kupon floating with floor minimal sebesar 5,50% per tahun yang jatuh tempo pada 10 Juni 2024.
2. Obligasi Negara Ritel (ORI)
Selanjutnya ORI adalah surat berharga negara yang memiliki tenor 3 tahun. ORI memiliki imbal hasil berupa kupon yang bersifat fixed atau tetap yang dibayarkan setiap bulan hingga jatuh tempo. ORI memiliki potensi capital gain/loss, sebab bisa diperdagangkan (tradeable) di pasar sekunder sebelum jatuh tempo.
Adapun tahun ini pemerintah telah menerbitkan ORI021 di mana masa penawarannya dimulai pada 24 Januari 2022 sampai 17 Februari 2022 lalu. ORI021 ditawarkan dengan kupon sebesar 4,90% per tahun, ORI021 akan jatuh tempo pada 15 Februari 2025. Buat kamu yang belum berhasil investasi ORI021, jangan khawatir karena sebentar lagi pemerintah akan menerbitkan ORI022. Pantau terus informasinya di Bibit ya!
SBN Syariah (SBSN)
SBN Syariah (SBSN) telah dinyatakan sesuai syariah oleh Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI). Karena merupakan produk investasi yang dikelola secara syariah, SBSN bukan merupakan surat utang. Jadi tidak ada unsur riba (usury), maysir (judi), dan gharar (ketidakjelasan). Ada dua jenis SBN Syariah, yaitu:
1. Sukuk Tabungan (ST)
Sukuk Tabungan (ST) memiliki karakteristik yang serupa dengan SBR, hanya saja dikelola secara syariah, ST memilki jatuh tempo 2 tahun, imbal hasil kupon yang bersifat floating with floor, serta adanya fasilitas early redemption. Sukuk Tabungan juga nggak bisa diperdagangkan (tradeable) di pasar sekunder sebelum jatuh tempo.
Salah satu contoh yang sudah terealisasi adalah penerbitan ST008 pada 2021 lalu yang ditawarkan sebesar 4,8% per tahun dengan jatuh tempo pada 10 November 2023. Di sisa tahun ini, pemerintah berencana akan menerbitkan ST009. Jadi, buat kamu yang tertarik berinvestasi di instrumen yang satu ini, tunggu informasi selanjutnya ya!
2. Sukuk Ritel Indonesia (SR/Sukri)
SBN Syariah berikutnya adalah Sukuk Ritel yang memiliki jatuh tempo selama 3 tahun. Memiliki karakteristik sama seperti ORI, SR/Sukri ditawarkan dengan kupon fixed rate dan juga bisa diperdagangkan alias tradeable.
Tahun ini pemerintah telah menerbitkan SR016 dan saat ini sedang berlangsung masa penawaran SR017 hingga 14 September nanti. Flashback sedikit, SR016 menarik banyak investor dan ditawarkan dengan kupon sebesar 4,95% (fixed) per tahun yang mencatat total penjualan sebesar Rp 18,4 triliun. SR017 lebih menarik lagi karena ditawarkan dengan kupon sebesar 5,9% (fixed) per tahun.
Sebagai informasi, kamu bisa membeli semua jenis SBN tersebut mulai dari Rp 1 juta sampai dengan kelipatannya. Tapi khusus untuk SR017 yang saat ini dalam masa penawaran, maksimal pembeliannya mencapai Rp 5 miliar. Mumpung kuota SR017 masih tersisa Rp 2,4 triliun (data 7 September 2022), yuk segera “check out” di aplikasi Bibit kesayanganmu!
Di bawah ini adalah rangkuman dari jenis SBN yang udah dijelasin di atas. Gimana, jadi semakin jelas, kan?
By the way, udah disinggung soal kupon floating with floor alias mengambang dengan batas minimum serta kupon fixed alias tetap. Pengetahuan baru lagi nih! Sabar dulu, karena imbal hasil berupa kupon ini akan dijelaskan di Bibit Weekly minggu depan agar kamu tetap bisa cuan berinvestasi di SBN.
Pantau terus kelanjutan dari SBN series di Bibit Weekly supaya informasi yang kamu dapat makin lengkap. Sambil nunggu minggu depan, kamu bisa langsung “check out” SR017 mumpung masa penawarannya masih berlangsung.
Kabar Indonesia
Kementerian Perhubungan menaikkan batas bawah tarif ojek online (ojol) dan angkutan darat, seperti bus dan angkot. Tarif baru ini akan berlaku mulai 10 September 2022. Kenaikan ini terjadi karena harga BBM jenis Pertalite, Solar, dan Pertamax yang naik.
Meski harga BBM bersubsidi naik, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap berada di level atas 5% pada akhir 2022. Menurut Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar, kenaikan BBM memang akan berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi RI. Namun, dari prakiraan yang dihitung, seluruhnya tetap menggambarkan pertumbuhan ekonomi Indonesia kuat.
SR017 telah mencatatkan penjualan hingga di atas Rp20 triliun hingga Kamis, 8 September 2022. SBN syariah dengan kupon 5,90% per tahun ini masih bisa dipesan hingga 14 September 2022.
Poin Penting
Di tengah lonjakan harga dari berbagai kebutuhan pokok, OJK memproyeksikan pertumbuhan ekonomi tetap berada di atas 5%. Artinya, konsumsi masyarakat masih diprediksi bisa menopang perekonomian. Di sisi lain, pemerintah masih menawarkan SR017 hingga 14 September 2022. SBN syariah ini menjadi SBN dengan kupon terbesar hingga pertengahan tahun ini.
SR017 ini bisa menjadi alternatif investasi yang 100% aman dan dijamin negara loh. Yuk, pesan SR017 sekarang di Bibit!
Bibit Academy
Kelas ini cocok buat kamu yang masih bingung gimana caranya memantapkan cash flow bulanan untuk investasi, membuat langkah yang pasti dalam berinvestasi, bingung kenapa reksa dana menjadi pilihan yang baik dalam investasi, serta ingin mengetahui tips aman dan nyaman dalam investasi.
Apa yang akan kamu pelajari?
- Menetapkan Tujuan Keuangan: SMART
- Money Management on Investment
- Mengapa reksa dana?
- Tips Investasi ala Mentor Bibit