“Life Stage Financial Planning” merupakan salah satu konsep dalam perencanaan keuangan. Sederhananya, life stage financial planning menggambarkan perencanaan keuangan di setiap tahapan atau fase kehidupan, mulai dari awal bekerja membangun karir hingga nanti saat kamu pensiun.
Life Stage Financial Planning, Apakah Perlu?
Perencanaan jangka panjang memang menjadi tantangan tersendiri. Apalagi tujuan keuangan bisa jadi berubah-ubah seiring berjalannya waktu. Tapi tak ada salahnya melakukan life stage financial planning alias perencanaan keuangan berdasarkan siklus kehidupan sejak awal.
Kenapa? Soalnya dengan life stage financial planning kita bisa mendapatkan gambaran persiapan untuk bisa mencapai tujuan keuangan di setiap fase-fase kehidupan.
Lalu apa saja sih fase atau siklus kehidupan dalam perencanaan keuangan? Di sini, kita akan membaginya menjadi empat siklus yaitu awal karir, pertengahan karir, persiapan pensiun, dan masa pensiun. Yuk simak penjelasan lengkapnya berikut ini!
Pertimbangkan untuk mengalokasikan sebagian besar portofolio investasi di instrumen yang high risk but high return seperti saham atau Reksa Dana Saham untuk tujuan jangka panjang lalu sisanya diversifikasi ke aset lain seperti Reksa Dana Obligasi atau Reksa Dana Pasar Uang.
Saham dan reksa dana saham memang memiliki pergerakan sangat fluktuatif, tapi jika terus berinvestasi dalam jangka panjang berpotensi memperoleh imbal hasil yang optimal. Sebagai gambaran, ini contoh performa salah produk Reksa Dana Saham selama 10 tahun terakhir.
Seperti yang terlihat di gambar, pergerakan Reksa Dana Saham memang naik-turun. Tapi dalam jangka panjang pada akhirnya tetap menunjukkan tren kenaikan. Sehingga Reksa Dana Saham bisa menjadi pilihan untuk investasi jangka panjangmu.
Siklus Kedua: Pertengahan Karir
Biasanya terjadi di usia 30, 40, hingga awal 50 tahun. Di siklus ini, biasanya fondasi keuangan sudah mulai terbentuk seiring dengan kenaikan penghasilan dari tahun ke tahun dan perjalanan karir yang semakin matang.
Namun di sisi lain, pada siklus ini umumnya orang sudah berkeluarga dan bahkan punya anak. Sehingga kebutuhan dan pengeluaran berpotensi naik juga. Jadi pada siklus ini, kamu dituntut untuk semakin bijak dalam mengelola keuangan dan terus lanjut menambah aset yang sudah dibentuk sejak awal dari siklus pertama.
Selain itu, mungkin ada beberapa tujuan keuangan jangka menengah dalam rentang 1-5 tahun yang ingin dicapai pada fase ini, contohnya seperti dana pendidikan anak. Untuk jangka menengah ini, mengalokasikan sebagian besar investasi ke instrumen dengan risiko yang moderat bisa jadi pilihan. Contohnya Reksa Dana Obligasi dan Surat Berharga Negara (SBN).
Ini adalah gambaran pergerakan salah satu produk reksa dana obligasi selama 5 tahun.
Reksa dana obligasi memiliki pergerakan yang juga naik-turun, tapi tidak sefluktuatif Reksa Dana Saham atau saham. Jika dilihat dari gambar di atas, dalam 5 tahun pergerakannya menunjukkan tren kenaikan.
Kamu juga bisa pertimbangkan investasi di instrumen yang lebih rendah risiko seperti Reksa Dana Pasar Uang (RDPU) jika ada tujuan jangka pendek kurang dari satu tahun atau juga sebagai bentuk diversifikasi aset ya!
Siklus Ketiga: Mempersiapkan Pensiun
Memasuki usia 50 hingga awal 60 tahun biasanya saat bersiap untuk pensiun. Jika berkeluarga, umumnya anak sudah dewasa dan bekerja, sehingga sebagai orang tua tidak perlu menyokong lagi secara finansial. Jadi orang tua bisa lebih fokus juga untuk menyiapkan pensiun nanti.
Pada siklus ini, saatnya melihat lebih dekat portofolio dana pensiun yang sudah dibentuk sejak memulai karir. Sudah sampai mana dana pensiunmu terkumpul?
Dengan masa pensiun yang semakin dekat, sebaiknya mulai mengurangi risiko dalam berinvestasi untuk melindungi nilai aset dalam portofolio dari potensi kerugian investasi saat nanti tiba masa pensiun.
Misalnya memaksimalkan diversifikasi investasi ke instrumen rendah risiko seperti deposito perbankan atau Reksa Dana Pasar Uang. Ini adalah contoh performa salah satu produk Reksa Dana Pasar Uang selama 3 tahun.
Seperti yang dilihat dari gambar di atas, pergerakan Reksa Dana Pasar Uang memang cenderung stabil meningkat. Sebab berisikan instrumen pasar uang seperti deposito dan obligasi dengan jangka waktu kurang dari satu tahun. Sehingga Reksa Dana Pasar Uang bisa menjadi pilihan untuk menyimpan dana menjelang pensiun nanti.
Siklus Keempat: Masa Pensiun
Jika ketiga siklus sebelumnya dilakukan secara konsisten sejak awal, maka saatnya kamu menuai hasil dari apa yang sudah dilakukan bertahun-tahun saat pensiun tiba! Pertahankan aset dan kekayaan yang dimiliki dengan fokus pada aset lebih rendah risiko, misalnya seperti SBN dan deposito yang bisa menjadi sumber passive income untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saat pensiun.
Jangan lupa juga meskipun sudah pensiun, tetap pantau pengeluaran dan evaluasi keuangan secara rutin. Pastikan cicilan dan hutang seperti KPR sudah lunas saat pensiun nanti, sehingga masa pensiunmu bisa lebih tenang. Di sisi lain, tak ada salahnya juga jika ingin coba mengalokasikan sebagian kecil dana ke investasi yang memiliki potensi return lebih tinggi untuk terus mengembangkan aset di masa pensiun.
⚠️Jangan Lupa Hal Ini!
Diversifikasi investasi menjadi hal penting untuk dilakukan di setiap siklus dalam life stage financial planning. Dengan melakukan diversifikasi ke beberapa instrumen, maka ketika kinerja salah satu instrumen sedang menurun, investasi kamu bisa ditopang dengan kinerja dari instrumen lainnya, sehingga dapat mengurangi risiko kerugian yang terlalu besar.
Sesuaikan juga dengan profil risiko ya! Nggak masalah kalau kamu saat ini masih memiliki profil risiko konservatif. Yang penting mulai konsisten untuk investasi dan mengelola keuangan sejak awal. Seiring berjalannya waktu dan pengetahuan semakin bertambah, kamu bisa perlahan mencoba instrumen investasi yang lebih tinggi risiko.
Itulah penjelasan dari life stage financial planning! Kamu sudah berada di siklus apa dan sudah menyiapkan sampai mana nih? Yuk, mulai rencanakan keuanganmu dan jangan lupa terus konsisten investasi untuk mencapai tujuan keuangan dan wujudkan impian di masa depan!
Writer: Tim Edukasi