Sebelumnya, Bibit Weekly sudah membahas tentang apa itu Surat Berharga Negara (SBN), keunggulan dari investasi di SBN, dan juga mengenal jenis-jenis dari SBN ritel. Sekarang saatnya cari tahu lebih dalam tentang imbal hasil dari investasi SBN!
Imbal Hasil SBN: Kupon
Imbal hasil dari berinvestasi di SBN ritel dinamakan kupon. Imbal hasil berupa kupon ini dibayarkan oleh Pemerintah Indonesia kepada investor. Tingkat kupon SBN dinyatakan dalam persentase per tahun, namun untuk pembayarannya dilakukan secara rutin tiap bulan hingga jatuh tempo. Ada 2 jenis kupon, yaitu kupon tetap (fixed coupon) dan kupon mengambang dengan batas minimal (floating with floor).
Kupon Tetap (Fixed Coupon)
Kupon tetap artinya nilai kupon yang sudah ditentukan tidak akan berubah hingga jatuh tempo. Dua jenis SBN yang menggunakan skema kupon tetap adalah Obligasi Negara Ritel (ORI) dan Sukuk Ritel (SR).
Contohnya Sukuk Ritel seri SR017 memiliki nilai kupon tetap sebesar 5,9% per tahun dengan tenor 3 tahun atau jatuh tempo pada 10 September 2025. Ini artinya, nilai kupon SR017 sebesar 5,9% per tahun tidak akan berubah sampai jatuh temponya di 3 tahun mendatang.
Tapi perlu diingat bahwa pembayaran kupon akan dikenakan pajak 10%. Terus gimana cara hitungnya? Berikut ini adalah contoh simulasi jika berinvestasi di SR017 sebesar Rp100 juta dengan kupon 5,9% per tahun. Jadi, setelah dipotong pajak 10%, maka investor akan menerima imbal hasil bersih Rp442.530 per bulan.
Kupon Mengambang dengan Batas Minimal (Floating with Floor)
Sederhananya, kupon mengambang dengan batas minimal artinya nilai kupon akan naik jika suku bunga naik yang akan disesuaikan 3 bulan sekali. Namun nilai kupon tidak akan turun dari batas bawah minimal yang sudah ditentukan. Jenis SBN yang menggunakan skema kupon ini adalah Savings Bond Ritel (SBR) dan Sukuk Tabungan (ST).
Sebagai contoh, SBR seri SBR011 yang ditawarkan pada 25 Mei - 16 Juni 2022 lalu memiliki kupon floating with floor senilai 5,5% per tahun yang diperoleh dari nilai suku bunga Bank Indonesia (BI) 3,5% ditambah spread 2%. Artinya, nilai kupon 5,5% menjadi nilai batas minimal yang berlaku sampai jatuh tempo. Sehingga kupon tidak akan turun di bawah nilai 5,5%. Tapi nilai kupon akan naik, jika BI menaikkan suku bunga. Menarik, kan?
Terus bagaimana cara hitung kupon floating with floor? Coba perhatikan contoh berikut ini. Misalnya kamu berinvestasi di SBR011 sebesar Rp100 juta dengan kupon 5,5% dengan pajak 10%. Maka kupon bersih yang diterima setiap bulan adalah Rp412.500.
Lalu, misalnya dalam suku bunga BI sekarang naik dari 3,5% menjadi 3,75%. Maka kupon SBR011 akan naik menjadi 5,75% yang diperoleh dari nilai suku bunga acuan 3,75% ditambah spread 2%. Jika dihitung sesuai tabel berikut, maka kupon bersih yang diterima per bulan menjadi Rp431.250! Tapi nggak perlu khawatir kalau suku bunga acuan BI turun, karena sudah ada batas minimal. Jadi nilai kupon nggak akan berada di bawah 5,5%!
Gimana, sekarang jadi semakin paham kan tentang imbal hasil di SBN Ritel dan cara hitungnya? Kalau kamu tertarik untuk investasi di SBN, selanjutnya pemerintah akan menerbitkan ORI seri ORI022 nih yang rencananya akan diluncurkan pada akhir September 2022 ini. Stay tuned untuk informasi selanjutnya dan jangan sampai ketinggalan! Sambil menunggu, kamu juga bisa registrasi di Bibit untuk beli ORI022 dari sekarang.
Bibit Academy: Starter Pack Investor Pemula Level 2: Reksa Dana 101
Kelas ini cocok buat kamu pemula yang masih bingung mengenai apa itu reksa dana, keuntungannya, proses jual beli, hingga perhitungan keuntungannya. Di sini kamu akan belajar dari nol dengan format kelas yang interaktif. Di akhir dari kelas, mentor juga akan memberikan strategi berinvestasi reksa dana.
Apa yang akan kamu pelajari? 😎
- Cara kerja Reksa Dana
- Jenis-jenis Reksa Dana
- Strategi cuan investasi Reksa Dana
- Prinsip penting dalam investasi Reksa Dana untuk minimalisir kerugian
Kabar Indonesia
Neraca perdagangan Indonesia surplus US$5,76 miliar pada Agustus 2022. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat realisasi itu lebih tinggi secara bulanan dari bulan sebelumnya yakni sebesar US$4,23 miliar.
Posisi Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia sebesar US$400,4 miliar pada akhir Juli 2022 atau setara dengan Rp5.966 triliun (asumsi kurs Rp14.902 per dolar AS). Bank Indonesia mengungkap posisi ULN ini turun jika dibandingkan bulan sebelumnya yakni sebesar Rp6.014 triliun.
Penjualan SBN seri SR017 mencapai Rp27 triliun memecahkan rekor penjualan terbanyak sepanjang 2022. Sebagai informasi, pemerintah menargetkan penjualan SBN tahun ini sebesar Rp100 triliun.
Poin Penting
Sepanjang 2022, sudah ada empat SBN yang pemerintah luncurkan. Dari mulai SBN konvensional hingga SBN syariah. Dari sisi return, kupon yang pemerintah tawarkan semakin menarik. Terakhir, SR017 pemerintah menawarkan kupon fixed rate sebesar 5,9% per tahun.
Sementara dari sisi penjualan, dari empat SBN yang meluncur, penjualan SBN terus meningkat. Artinya, animo masyarakat untuk investasi di SBN semakin meningkat pula. Dengan kondisi perekonomian saat ini, SBN memang bisa menjadi opsi menarik untuk investasi yang aman dan 100% dijamin negara.
Bagi kamu yang ketinggalan pembelian 4 SBN sebelumnya, jangan khawatir! Tahun ini pemerintah masih akan menerbitkan 2 SBN. Jadi, pantau terus informasi di Bibit supaya tidak ketinggalan informasi SBN, ya!