Bibit Weekly Newsletter 26 April 2021: Pasar Saham Turun Lagi, Apa Yang Salah?

unsplash-image-UMfGoM67w48.jpg

Halo teman bibit,
Selama sepekan, pasar saham Indonesia turun sebesar 1,1% dari harga 6,084 di 19 April ke harga 6,016 di 23 April yang disebabkan oleh suku bunga AS akan ditetapkan dan pengetatan kebijakan larangan mudik: 

  • Bank Sentral Amerika akan menetapkan tingkat suku bunga AS pada 28 April 2021 yang membuat pelaku pasar wait and see. Ketakutannya suku bunga AS akan naik karena ekonomi AS diproyeksikan tumbuh  6,5% di tahun 2021 dan inflasi AS Maret 2021 melonjak ke 2,6%.  Semoga suku bunga AS bertahan di level 0,25% sehingga menjadi kabar baik bagi pasar saham Indonesia. 

  • Mobilitas masyarakat dibatasi dengan diperpanjangnya larangan Mudik 2021 dari 22 April hingga 24 Mei 2021 sebagai upaya pengendalian penyebaran COVID-19. Larangan ini berpotensi mempengaruhi tingkat konsumsi rumah tangga sebagai penopang pertumbuhan ekonomi.

  • Oleh karena itu, Pemerintah menerapkan kebijakan untuk memacu konsumsi rumah tangga pada kuartal II-2021 dengan memberi subsidi bebas ongkir di Harbolnas sebesar Rp 500 miliar, THR PNS akan cair H-10, dan mewajibkan perusahaan swasta membayar THR paling lambat H-7. 

Poin Penting

Pelaku pasar  wait and see menunggu penetapan bunga AS pada 28 April 2021 dan data pertumbuhan ekonomi Indonesia di awal Mei 2021 walaupun Pemerintah sudah menerapkan berbagai kebijakan untuk memacu konsumsi rumah tangga pada kuartal II-2021. 

(informasi diatas berpotensi pada kinerja reksa dana saham dan reksa dana obligasi)

Kabar Indonesia

  • Pemerintah optimis ekonomi Indonesia tumbuh positif di kuartal II-2021 yang tercermin pada data konsumsi kendaraan mobil naik 11% dan pemakaian listrik naik 3,3% di Maret 2021. Selain itu, pulihnya ekonomi China dapat mendorong pertumbuhan ekspor Indonesia.

  • Bank Indonesia mempertahankan suku bunga acuan di level 3,5% untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional dan menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Selain itu, BI juga mengoptimalkan bauran kebijakan moneter, makroprudensial akomodatif, dan mempercepat digitalisasi sistem pembayaran. 

  • Bank Indonesia menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi RI dari 4,3% - 5,3% menjadi 4,1% - 5,1% karena terbatasnya mobilitas masyarakat walaupun gencar dilakukan vaksinasi. Hal ini membuat tingkat kenaikan konsumsi tidak seperti diharapkan, tetapi pertumbuhan masih ada yang ditopang oleh ekspor dan belanja pemerintah. 

Poin Penting:

Pemerintah dan Bank Indonesia konsisten mendorong pemulihan ekonomi nasional. Maka tetap fokus investasi jangka panjang hingga tujuan keuangan kamu tercapai selama negara tersebut masih ada, dikelola dengan baik, dan potensi pertumbuhan jelas

Tips Mengelola Risiko Dalam Investasi 

Kita harus menambah pengetahuan pasar modal. Walaupun ada pemikiran “Katanya inves gampang, tapi kok pake mikir”. Jawabannya seperti kita mengendarai mobil tidak perlu ahli seperti mekanik, tetapi jika ada bunyi. Kita tahu bagian mana yang diperbaiki. 

Oleh karena itu, Kelas Bibit diadakan kembali pada Selasa, 27 April 2021 dengan topik “Apa Kabar Reksa Dana Obligasi Syariah di 2021?”  feat Majoris Asset Management :

Artboard 1 copy (2).png

Apa Yang Kamu Pelajari?

  • Penyebab naik turun reksa dana obligasi syariah

  • Kondisi market sukuk yang mempengaruhi reksa dana obligasi syariah

  • Prospek reksa dana obligasi syariah di tahun 2021

Link Pendaftaran :bit.ly/RDOSyariahBibit

catatan kaki: “strength and growth come only through continuous effort and struggle”-napoleon hill