“Resesi” menjadi topik yang paling banyak disinggung belakangan ini. Sadar atau nggak, resesi memang jadi centre of attention sekarang ini. Nah, pada Rabu (12/10) kemarin, dua jagoan di bidang keuangan, Pak Glenn @ngomonginuang bersama Doddy Bicara Investasi @doddy.prayogo mengadakan bincang santai melalui Live Instagram yang berjudul “Sambut Resesi Global 2023: Ancaman atau Kesempatan?” .
Penasaran apa aja sih yang dibahas? Bibit udah rangkum nih spesial buat kalian. Check it out!
Pertanyaan klasik: Apa sih yang dimaksud dengan resesi? Dan apa penyebabnya?
Suatu negara disebut resesi apabila ekonominya terkontraksi atau minus selama dua kuartal berturut-turut. Salah satu pemicunya adalah lonjakan inflasi di sejumlah negara.
Hal itu bermula dari perang Rusia-Ukraina sejak Februari 2022. Situasi geopolitik dua negara itu membuat pengiriman barang antar negara terganggu.
Alhasil, pasokan barang tak sebanding dengan jumlah permintaan di global. Akibatnya, harga barang melonjak dan inflasi di sejumlah negara meningkat.
Bagaimana dengan Indonesia?
Sejauh ini, Indonesia memiliki ketahanan ekonomi yang cukup baik dibanding negara lain. Sebagai contoh Inggris, yang saat ini mengalami krisis energi dan tarif dasar listriknya naik dua kali lipat, bahkan sampai terjadi pemadaman. Hal ini dikarenakan Inggris mengandalkan suplai batu bara dari negara yang sedang konflik (Rusia-Ukraina). Di sisi lain, Indonesia merupakan negara produsen batu bara dan memiliki suplai yang cukup.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), angka inflasi Indonesia pada September sebesar 5,95%. Angka tersebut termasuk rendah dibanding negara lain yang inflasinya sudah lebih dari 8% bahkan double digit.
Apa yang sebaiknya dilakukan di tengah ketidakpastian ekonomi ini?
Pertimbangkan kembali saat akan mengajukan utang/cicilan atau pinjaman, mengingat adanya floating rate alias bunga mengambang. Hal ini karena Bank Indonesia sudah menaikkan suku bunga acuan sebagai antisipasi inflasi tinggi. Sehingga perbankan juga akan menaikkan suku bunganya.
Hal sederhana namun wajib dilakukan adalah memastikan pemasukan lebih besar dibanding dengan pengeluaran. Ini supaya jika sesuatu terjadi, misalnya PHK hingga pemotongan bonus kinerja tidak akan mempengaruhi gaya hidup. Sebab, gaya hidup yang tinggi cenderung sulit diubah jika seandainya terjadi hal yang tidak diinginkan.
Bagaimana dengan Investasi?
Reksa dana bisa menjadi salah satu pilihan investasi untuk dipertimbangkan dalam jangka panjang. Hanya dengan Rp100 ribu, Anda bisa mulai berinvestasi reksa dana. Salah satu jenis yang bisa dipilih adalah Reksa Dana Pasar Uang (RDPU).
Hal lain yang perlu diingat adalah jangan pernah menunda untuk memulai investasi. Anda justru harus memanfaatkan kondisi market yang sedang naik-turun di tengah gejolak ekonomi global seperti sekarang.
Nggak perlu takut karena market berpotensi naik ketika ekonomi membaik. Dengan kata lain, Anda akan tetap mendapatkan keuntungan jika berinvestasi dalam jangka panjang.
Resesi hendaknya menjadi momentum untuk refleksi diri, bagaimana setiap orang mengatur spending, utang hingga bagaimana mengatur portofolio pada investasinya. Yang pasti, tetap ambil sisi positifnya dan jangan merasa takut berlebihan.
Temukan cara bagaimana mengatur keuangan pribadi dengan cara yang baik. Terkait dengan porsi berinvestasi, jangan gegabah untuk mencari instrumen investasi yang paling banyak menghasilkan keuntungan. Pada akhirnya, jika manajemen keuangan pribadi sudah lebih baik, maka tentunya akan ada porsi budget yang bisa diinvestasikan untuk tujuan di masa depan.
Selain reksa dana, Anda juga bisa mulai melirik Surat Berharga Negara (SBN). Pasalnya, imbal hasil SBN bersifat tetap dan lebih tinggi dari bunga deposito.
Pembayaran pokok dan imbal hasil SBN juga dijamin 100% oleh negara. Dengan demikian, investasi Anda akan aman.
Anda bisa membeli SBN dan reksa dana di aplikasi Bibit. Kebetulan, masa penawaran ORI022 masih berlangsung sampai Kamis, 20 Oktober 2022. Yuk tunggu apa lagi. Langsung aja buka aplikasi Bibit untuk berinvestasi.