Kerja di perusahaan impian dengan penghasilan tinggi tentu menjadi impian semua orang. Tapi bagaimana jika hanya dapat gaji UMR? Apakah tetap bisa punya banyak uang dan meraih kebebasan finansial?
Kisah ini berawal dari seorang karyawan swasta, sebut saja Dira, 21 tahun, baru saja bekerja di perusahaan manufaktur di Jakarta Timur selama 6 bulan. Kesehariannya Dira biasanya nongkrong di cafe-cafe fancy, kuliner jajanan atau minuman kopi yang lagi hits di aplikasi online, belanja outfit terkini bisa membuat uang habis tergerus.
Tahu kan kalau sudah begini, apa yang terjadi? Belum tengah bulan, uang gajian sudah habis. Sedihnya, Dira punya impian bisa memiliki mobil buat antar bapak ibunya belanja bulanan atau sekedar mengajak adiknya tamasya kecil di tempat wisata Jakarta.
Yuk, kita bahas sebenarnya apa sih yang bisa diperbaiki dari kehidupan finansial seperti ini?
Jadi gini, sebenarnya, berapapun penghasilan yang kamu dapatkan, kamu tetap bisa kok menyisihkan uang untuk menabung dan investasi asal dapat mengelola keuangan dengan bijak.
Nyatanya, selama ini nggak sedikit millenial yang menghambur-hamburkan uang untuk pengeluaran yang nggak penting seperti terlalu sering nongkrong di kafe hingga belanja konsumtif yang nggak diperlukan.
Selain itu, banyak orang yang enggan berinvestasi karena harus menyisihkan uang cukup besar untuk modal dan top up setiap bulannya, terutama buat mereka yang bergaji UMR. Padahal, banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengumpulkan uang buat investasi. Salah satunya yaitu dengan menghemat dan juga menabung. Gimana caranya?
1. Membuat Pos Pengeluaran
Bagaimana gaji bisa ‘menghidupi’ kamu, jika catatan pos pengeluaran saja nggak punya? Membuat anggaran bulanan penting dilakukan untuk memisahkan mana kebutuhan dan prioritas utama dan harus dipenuhi terlebih dahulu dan mana yang bisa diolah lagi menjadi pos pengeluaran lain seperti simpanan, investasi dan asuransi.
Kira-kira berikut contoh pos pengeluaran yang harus dipersiapkan terlebih dahulu untuk mengetahui jumlah investasi yang bisa diterapkan:
60 % untuk kebutuhan hidup
20 % untuk cicilan produktif
10 % untuk tabungan dan investasi
10 % untuk asuransi.
Usahakan porsi pengeluaran untuk cicilan tidak lebih dari 20% dari penghasilan ini agar tidak memberatkan arus kas yang membuat kesulitan untuk menabung atau berinvestasi juga prioritas lainnya. Juga membuat situasi keuangan menjadi semakin memburuk.
2. Pilih Produk Investasi yang Bersifat Jangka Panjang
Berinvestasi jangka panjang memang lebih cocok untuk para pekerja gaji UMR yang tidak hanya ingin mencicipi hasil keuntungan investasi tapi juga yang bisa dijadikan simpanan untuk jangka lama.
Dengan investasi jangka panjang, kamu bisa menekan kebiasaan impulsif dalam membelanjakan uang investasi karena motivasinya sebagai tabungan masa depan. Produk investasi yang murah dan cocok untuk jangka panjang adalah reksadana.
Dira dan kamu bisa banget lho menyisihkan uangnya untuk memulai investasi reksadana di Bibit, karena dengan RP 100.000 saja kamu bisa mulai portfolio-mu di Bibit. Tap, tipsnya tetap konsisten dan disiplin setiap bulannya untuk menabung reksadana di Bibit. Jangan diganggu gugat untuk belanja di awal bulan, ya!
3. Fokuskan Target Impianmu
Kalau uang yang sisihkan bisa sebesar 2.000.000 kamu bisa masukkan ke dana investasi, misalnya "rumah" atau "mobil". Dengan memisahkan uang untuk menyiapkan investasi masa depan kamu, kamu nggak akan merasa bingung lagi kemana uang kamu lari.
Bibit akan membantu kamu untuk mencapai semua impianmu dengan fitur Goal Setting. Dengan fitur ini Dira ataupun kamu bisa menempatkan uang kamu sesuai kebutuhan dan keinginan kamu. Misalnya untuk beli “Kamera Baru”, “Rumah Impian” atau “Liburan”. Cara seperti ini bisa membuat keinginan dan kebutuhan kamu tercapai secara tertata tanpa harus menahan-nahannya atau menghambur-hamburkannya.