Di Indonesia, menopang kebutuhan hidup dari generasi orang tua, saudara sampai generasi anak-anak kita selanjutnya menjadi hal yang cukup sulit terputus. Salah satunya Dwi, kini dia berusia 30 tahun, bekerja sebagai copywriter. Namun keinginan untuk menikah harus tertunda karena harus membayar sewa rumah, kebutuhan keluarga serta adiknya yang masih kuliah.
"Kalo lagi akhir tahun gini, waktu cuti bersama gue pake buat nambah penghasilan gue, karena setiap awal tahun nanti gue harus bayar sewa rumah tahunan, belum lagi bayar semester-an kuliah adik gue", cerita Dwi.
Dwi merasa sulit menata keuangannya sehingga mengharuskan dia untuk mencari uang tambahan. Lalu apa langkah yang bisa diambil supaya Dwi bisa membiayai keluarga serta menabung untuk masa depannya?
Langkah pertama,
Breakdown pengeluaran bulanan untuk diri kamu sendiri, orang tua dan adikmu. Mulai mencatat berapa uang yang harus kamu keluarkan untuk kebutuhan. Sebaiknya, alokasi kebutuhan bulanan kamu tidak melebihi 50% dari gaji kamu.
Langkah kedua,
Ringankan beban biaya kesehatan dengan menyisihkan 20% dari gaji kamu untuk biaya asuransi, agar nantinya jika ada anggota keluargamu yang sakit, ada biaya dari asuransi kesehatanmu.
Langkah ketiga,
Alokasikan tabungan 20%, uang ini bisa digunakan untuk biaya sewa rumah atau misalnya membayar DP (Down Payment) rumah nantinya. Lalu kamu juga bisa mulai berinvestasi, sisihkan minimal 10% saja agar uang yang kamu tabung bisa terus meningkat dibandingkan menabung di bank.
Mulai putuskan rantai generasi sandwich untuk masa depan kamu dari sekarang.