PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat jumlah investor pasar modal Indonesia tembus 10 juta per 3 November 2022. Realisasi itu naik 33,53% dibandingkan posisi Desember 2021.
Tren kenaikan investor di pasar modal terjadi sejak 2019. Salah satu pendorongnya karena implementasi simplifikasi pembukaan rekening efek saat pandemi covid-19.
Mayoritas investor membuka rekening untuk investasi di reksa dana. Tercatat, jumlah investor reksa dana tembus 9,3 juta atau tumbuh 36,04% dibandingkan posisi akhir Desember 2021.
Berdasarkan data KSEI, 2,47 juta investor membeli Reksa Dana Pasar Uang (RDPU) dan 934 ribu investor membeli Reksa Dana Pendapatan Tetap (RDPT).
Memang, Reksa Dana Pasar Uang selalu menjadi incaran investor yang ingin 'main aman' karena risikonya paling rendah dibandingkan jenis reksa dana lain. Maklum, aset RDPU ditempatkan di instrumen pasar uang seperti deposito dan surat berharga yang jatuh temponya kurang dari 1 tahun.
Sederhananya, Reksa Dana Pasar Uang merupakan instrumen investasi untuk tujuan keuangan jangka pendek kurang dari setahun ataupun untuk investor dengan profil risiko konservatif. Buat kamu yang punya tujuan keuangan misalnya untuk beli motor pertengahan tahun depan, Reksa Dana Pasar Uang bisa jadi pilihan karena ditempatkan pada aset yang likuid dengan risiko yang sangat minim.
Di Bibit, ada pula Reksa Dana Obligasi (RDO) dan Reksa Dana Saham (RDS) yang bisa jadi pilihan investasi kamu.
Jika ingin imbal hasil lebih tinggi tapi risiko tetap terkontrol, maka kamu bisa pilih Reksa Dana Obligasi. Tipe reksa dana ini lebih unggul dibandingkan dengan Reksa Dana Pasar Uang karena 80% asetnya ditempatkan di surat utang (obligasi), baik pemerintah maupun korporasi.
Namun, pergerakan Reksa Dana Obligasi sangat erat dengan kondisi ekonomi makro, baik global maupun domestik, seperti pertumbuhan ekonomi, inflasi, suku bunga acuan bank sentral, dan inflasi.
Jika kamu ingin 'naik kelas' lagi dan melakukan diversifikasi ke aset yang lebih berisiko, maka kamu bisa mempertimbangkan Reksa Dana Saham.
Namun, kamu harus ingat selalu prinsip utama dalam menabung, high risk high return. Artinya, risiko tinggi keuntungan tinggi.
Ketika mendapatkan keuntungan cukup besar, kamu juga harus siap dengan risiko atau kerugian yang besar. Memang, Reksa Dana Saham menjadi instrumen paling berisiko dibandingkan jenis reksa dana lain karena 80% dananya ditempatkan di saham.
Di sisi lain, kamu juga bisa membeli ketiga jenis reksa dana tersebut secara sekaligus dalam berinvestasi di pasar modal. Semua kembali lagi pada tujuan keuangan dan kemampuan finansial masing-masing.
Intinya, lebih cepat lebih baik. Mulai investasi sedini mungkin dalam jangka panjang akan membuat return yang didapat lebih optimal.