Pahami Sentimen Pasar yang Pengaruhi Kinerja Obligasi

Walaupun obligasi pemerintah sebagai salah satu instrumen yang paling aman dan likuid, tetapi tidak lepas dari risiko investasi. Ini karena kinerjanya bisa dipengaruhi berbagai faktor dan sentimen pasar.

Buat kamu investor aset obligasi mulai dari Reksa Dana Obligasi hingga Obligasi FR, mari kenali faktor-faktor hingga sentimen pasar terkini yang mempengaruhi performanya!

1. Kebijakan Suku Bunga Bank Sentral 

Ini penting karena harga obligasi memiliki hubungan terbalik dengan yield dan ekspektasi suku bunga. 

  • Di Oktober 2023, Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan BI7DRR ke level 6%, setelah menahan tingkat suku bunga acuan selama 8 bulan sebelumnya. Ini artinya level BI7DRR sekarang telah menyamai posisi tertinggi sebelumnya di 2019.

2. Kondisi dan Data Makroekonomi

Di Indonesia, beberapa data makroekonomi yang dicermati oleh BI selaku bank sentral adalah inflasi dan nilai tukar rupiah.

  • Inflasi
    BPS mencatat inflasi di Indonesia pada Oktober 2023 naik ke level 2,56% YoY (vs. September 2023: 2,28% YoY), lebih rendah dari ekspektasi konsensus di 2,6% YoY. 

  • Nilai Tukar Rupiah

Per 1 November 2023, nilai tukar rupiah berada pada posisi Rp15.946 per dolar AS, atau telah melemah -2,3% sejak awal tahun. Posisi rupiah ini juga menjadi yang terlemah sejak awal pandemi Covid-19 pada Maret 2020 lalu.

3. Situasi Politik

Kondisi politik stabil dan situasi keamanan kondusif akan meningkatkan kepercayaan investor, terlebih bagi investor asing pada suatu negara.

  • Di Februari 2024 mendatang, Indonesia akan menggelar pemilu (pemilu) serentak. Proses pemilu yang tertib dan lancar dapat menjadi katalis positif bagi kinerja Obligasi Pemerintah Indonesia.

4. Rating / Peringkat Obligasi

Rating merupakan penilaian oleh lembaga penilai independen terhadap kemampuan pemerintah membayar kembali utangnya. Hasil pemeringkatan dapat mempengaruhi yield, harga, dan tingkat kepercayaan investor. 

  • Per September 2023, Indonesia memiliki predikat layak investasi (investment grade) dari 3 lembaga rating terbesar di dunia, yaitu: Standard & Poor’s, Fitch Ratings, dan Moody’s Investors Service.

5. Faktor Global (Eksternal) 

  • Kebijakan Suku Bunga The Fed Amerika Serikat
    Pada 1 November 2023, The Federal Reserve kembali menahan tingkat suku bunga acuan pada rentang 5,25–5,50%. Dalam keterangannya, kepala The Fed Jerome Powell memberikan sinyal bahwa bank sentral AS tersebut telah selesai dalam menaikkan suku bunga.

  • Kondisi Geopolitik
    Situasi geopolitik seperti konflik, perang maupun krisis dapat mempengaruhi minat investasi, sehingga dapat menurunkan permintaan atas instrumen obligasi. 

Kesimpulan 

Dari penjelasan di atas, maka kamu juga bisa menyimpulkan beberapa faktor terutama suku bunga BI yang naik ke 6% cukup berpengaruh pada pergerakan obligasi. Kenaikan suku bunga membuat yield obligasi naik dan harga obligasi jadi turun. 

Ini tercermin pada kinerja Reksa Dana Obligasi yang sempat menurun karena harga obligasi turun. Namun perlu diingat secara historis dalam jangka panjang, kinerja Reksa Dana Obligasi konsisten naik!

Lanjutkan terus kebiasaan baik untuk nabung rutin di Reksa Dana Obligasi meski kondisi pasar fluktuatif. Harga obligasi turun bisa jadi momentum untuk akumulasi Reksa Dana Obligasi di harga murah!

Alternatif Investasi di Obligasi FR

Investor dapat mengunci imbal hasil (yield) yang lebih tinggi ketika suku bunga tinggi dan memegangnya hingga jatuh tempo. Selain itu, instrumen ini juga rendah risiko karena dijamin negara 100% melalui undang-undang.

Writer: Investment Research Team

Disclaimer: Konten dibuat untuk tujuan edukasi dan bukan merupakan rekomendasi untuk membeli/menjual reksa dana/produk tertentu.