Plus Minus Arisan dan Investasi

Arisan telah menjadi tradisi bagi masyarakat Indonesia sebagai ajang kumpul keluarga atau pertemanan. Bukan hanya sebagai ajang silaturahmi, di sini peserta juga bisa sekaligus menabung setiap bulan.

Namun, terkadang ada pula yang memanfaatkan arisan sebagai wadah untuk menabung saja tanpa pernah datang ke lokasi. Dengan demikian, tujuan utama arisan sebagai ajang silaturahmi jadi tak terwujud.

Plus Minus Arisan

Plus: 

  • Silaturahmi

    Seseorang yang rajin ikut arisan berarti akan lebih sering bertemu dengan saudara atau kerabat. Dengan demikian, silaturahmi akan terjalin secara rutin.

  • Menambah networking

    Relasi seseorang yang mengikuti arisan otomatis akan bertambah. Misalnya, arisan bersama orang tua murid di sekolah atau klub masak. Bahkan, seseorang juga bisa sekaligus mempromosikan usahanya kepada peserta arisan lain. Dengan demikian, potensi pasar juga semakin besar.

  • ‘Memaksa’ untuk ‘Menabung’

    Seseorang akan 'dipaksa' menabung saat mengikuti arisan dengan membayar iuran bulanan yang telah disepakati. Dengan kata lain, nantinya ada simpanan tak terduga bagi peserta. 

  • Ajang promosi jualan

Minus:

  • Risiko diluar kontrol

    Dalam arisan, risiko gagal bayar adalah risiko yang paling besar, terutama jika salah satu anggota tidak mampu membayar iuran mereka.

  • Tak ada imbal hasil tambahan

    Peserta arisan nggak akan mendapatkan imbal hasil seperti jika dana diinvestasikan. Bahkan terkadang harus ada pengeluaran tambahan untuk konsumsi atau uang kas.

  • Tidak ada payung hukum

    Arisan biasanya cuma kesepakatan bersama dengan seluruh peserta. Dengan demikian, peserta harus hati-hati dan kenal baik dengan seluruh anggota arisan agar dana yang disetor tetap aman.

Secara keseluruhan, tak ada yang salah dengan arisan, asalkan tujuan utama silaturahmi bisa benar-benar terwujud. Namun, jika kamu ikut arisan tapi tak pernah datang ke lokasi dan hanya sekadar setor uang setiap bulan untuk menabung, maka rasanya menjadi kurang tepat.

Coba kamu pikir lagi, jika memang tujuannya untuk menabung dan uang yang kamu setor setiap bulannya diinvestasikan di reksa dana, maka hasilnya akan lebih maksimal dibandingkan hanya sekadar digunakan untuk arisan. 

Di bawah ini adalah simulasi jika dana disetor untuk arisan dan investasi setiap bulan dalam setahun:

Jika Ibu A ikut arisan selama setahun dan menyetor iuran Rp500 ribu setiap bulan, maka total dana yang didapat Ibu A sebesar Rp6 juta. Namun, peserta arisan biasanya bisa dapat total dana tersebut di awal atau di akhir tergantung nama siapa duluan yang keluar saat ‘pengocokan’.

Plus Minus Investasi di Reksa Dana 

  • Diversifikasi

    Investasi reksa dana memungkinkan investor untuk melakukan diversifikasi portofolio yang baik, sehingga memperkecil risiko.

  • Manajemen profesional

    Reksa dana dikelola oleh manajer investasi profesional, sehingga mempermudah investor untuk membuat keputusan tujuan keuangan.

  • Potensi keuntungan

    Investasi reksa dana bisa menawarkan potensi keuntungan sesuai dengan jenis aset, terutama jika dipilih dengan benar.

Berikut contoh simulasi nabung 500 ribu per bulan selama satu tahun di Reksa Dana Pasar Uang:

Dengan simulasi return investasi 4% per tahun di Reksa Dana Pasar Uang (RDPU) Sucorinvest Money Market Fund misalnya, total aset Ibu A akan berkembang menjadi Rp6,1 juta setelah diakumulasi sepanjang tahun. Angkanya lebih besar dibandingkan disetor ke kelompok arisan. 

Jadi kamu tim mana? Arisan cuma untuk nabung atau mending investasi? Nggak ada yang salah dan benar. Semua kembali lagi kepada tujuan keuangan masing-masing. 

Namun, jika kamu terpikir untuk investasi reksa dana, ada berbagai pilihan mulai dari Reksa Dana Pasar Uang (RDPU), Reksa Dana Obligasi (RDO), dan Reksa Dana Saham di Bibit. 

Apa saja perbedaan Reksa Dana Pasar Uang, Reksa Dana Obligasi, dan Reksa Dana Saham?

  • Reksa Dana Pasar Uang:  jenis reksa dana yang paling minim risiko dibandingkan jenis reksa dana lain karena 100% asetnya ditempatkan di instrumen pasar uang, seperti deposito dan obligasi dengan jatuh tempo kurang dari satu tahun. Produk ini cocok untuk investasi kurang dari 1 tahun atau investor dengan profil risiko konservatif. 

  • Reksa Dana Obligasi: reksa dana yang menempatkan minimal 80% asetnya di surat utang (obligasi), baik obligasi pemerintah maupun korporasi. Produk ini cocok untuk jangka menengah atau 1-5 tahun atau investor dengan profil risiko moderat. 

  • Reksa Dana Saham: reksa dana paling berisiko karena 80% aset ditempatkan di pasar saham yang pergerakannya cukup fluktuatif. Produk ini cocok untuk jangka panjang yakni lebih dari 5 tahun atau investor dengan profil risiko agresif. 

Kesimpulan

Dari semuanya, Reksa Dana Pasar Uang memberikan return menarik dengan risiko paling rendah dibandingkan reksa dana lain. Jadi cocok untuk kamu yang ingin menabung dalam jangka pendek atau 1 tahun.

Namun, jika kamu punya tujuan keuangan lain, mulai dari DP rumah, dana menikah, atau naik haji, dengan jangka waktu menengah-panjang, maka kamu bisa pilih jenis reksa dana lain. Jangan lupa juga, pilih investasi sesuai dengan profil risiko kamu ya!

Writer: Tim CRM