Strategi Investasi Reksa Dana Saat The Fed Tahan Suku Bunga

Kebijakan suku bunga Bank Sentral AS (The Fed) selalu menjadi fokus perhatian investor karena berdampak cukup signifikan bagi pasar keuangan global. 

Apalagi jika keputusan tersebut di luar ekspektasi pasar. Biasanya diikuti fluktuasi harga ke berbagai instrumen investasi seperti saham dan obligasi, yang juga berpengaruh terhadap pergerakan reksa dana.

Lalu, bagaimana dampak dan strategi investasi reksa dana menanggapi keputusan dan arah kebijakan suku bunga terbaru The Fed? Simak selengkapnya!

The Fed Tahan Suku Bunga di November 2023

The Fed kembali menahan suku bunga acuan di rentang 5,25–5,50% pada 1 November 2023, atau menjadi yang kedua kalinya secara beruntun.

  • Para pejabat The Fed juga mengatakan bahwa akan mengamati perkembangan ekonomi untuk memutuskan perlu atau tidaknya pengetatan suku bunga lebih lanjut. Hal ini ditafsirkan sebagai sinyal dovish (menahan suku bunga) oleh pelaku pasar.

  • Keputusan dan sinyal ini mendapat respon positif. Hal ini ditandai dengan turunnya imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun serta reli pada bursa saham.

Dampak Keputusan The Fed ke Indonesia

Nilai Tukar Rupiah:

  • Sinyal bahwa The Fed akan menahan kenaikan suku bunga berimbas pada berkurangnya tekanan pada nilai tukar rupiah. Sebelumnya sempat mendekati level Rp16.000 per dolar AS. 

Ekspektasi Pergerakan Suku Bunga BI ke Depan:

  • Penguatan nilai tukar rupiah berpotensi untuk membuat Bank Indonesia untuk tidak menaikkan suku bunga lebih lanjut. Sebelumnya, BI di luar dugaan menaikkan BI-7DRR sebesar 25 bps ke level 6%.

  • Dalam survei Reuters terbaru, secara median memprediksi BI-7DRR akan tetap bertahan di level 6% hingga pertengahan 2024, dengan pemangkasan pertama sebesar 25 bps pada 3Q24.

Pergerakan Pasar Obligasi

  • Pasca pengumuman kebijakan The Fed, yield obligasi pemerintah Indonesia juga mengalami penurunan yang signifikan. Sebagai gambaran, lihat pergerakan yield obligasi tenor 10 tahun berikut: 

Strategi Investasi Reksa Dana Apa yang Perlu Dilakukan?

Reksa Dana Obligasi

  • Dalam jangka pendek, fluktuasi harga obligasi akan berdampak langsung pada NAV dari produk Reksa Dana Obligasi. 

  • Namun dalam jangka panjang, Reksa Dana Obligasi secara konsisten mencatatkan kinerja positif, seiring dengan pergerakan harga obligasi khususnya Obligasi Pemerintah.

Investor dapat menerapkan strategi nabung rutin dengan membeli produk Reksa Dana Obligasi dengan jumlah dana yang sama meski harganya berfluktuasi. 

Maka investor mendapatkan jumlah unit yang lebih banyak ketika harga turun sehingga dalam jangka panjang potensi return menjadi optimal.

Top Reksa Dana Obligasi di Bibit 

Reksa Dana Pasar Uang (RDPU)

  • Karakteristiknya cenderung stabil dan minim risiko dari fluktuasi pasar karena menempatkan seluruh asetnya pada instrumen pasar uang seperti deposito dan obligasi dengan tenor di bawah 1 tahun, jadi cocok untuk investor profil risiko konservatif.

  • Instrumen ini cocok untuk investasi jangka pendek serta berfokus pada perlindungan nilai aset (wealth preservation).

Top Reksa Dana Pasar Uang di Bibit

Lanjut investasi sesuai dengan jangka waktu investasi dan profil risiko kamu. Ada beragam pilihan reksa dana tersedia di Bibit untuk capai tujuan keuanganmu!

Writer: Investment Research Team

Disclaimer: Konten dibuat untuk tujuan edukasi dan bukan merupakan rekomendasi untuk membeli/menjual reksa dana/produk tertentu.