Strategi Nabung Rutin VS Lump Sum: Lebih Untung yang Mana?

Kamu mau nabung reksa dana tapi masih bingung mengatur strategi yang tepat gimana? Bibit pun ulasan buat kamu nih sebelum memutuskan strategi nabung reksa dana yang akan kamu pakai.

Prinsipnya, investasi reksa dana ada 2 strategi investasi yaitu Dollar Cost Averaging (DCA) dan lump sum. Apa bedanya? Simak penjelasan di bawah ini!

Dollar Cost Averaging (DCA)

Strategi Dollar Cost Averaging atau DCA artinya kamu menggunakan strategi nabung rutin setiap bulan dengan konsisten. Jadi, kamu tinggal set berapa alokasi budget nabung reksa dana setiap bulan. Kamu gak perlu modal besar di awal, yang kamu perlukan hanya konsistensi menabung setiap bulan.

Lump Sum

Strategi Lump Sum justru kebalikan dengan strategi DCA. Dengan strategi Lump Sum, kamu langsung menaruh seluruh uang investasi kamu sekaligus. Misalnya, kalau kamu dapat bonus atau THR, semua uang itu langsung kamu tabung ke reksa dana.

Lantas, strategi mana yang ideal? Berikut ini perbandingan investasi menggunakan strategi DCA vs Lump Sum.  

Bila pakai strategi nabung rutin maka kamu mendapatkan harga beli rata-rata di tengah kenaikan dan penurunan harga reksa dana. Oleh karena itu, kamu mendapatkan keuntungan investasi lebih optimal. Cek grafik DCA di bawah ini!

Lalu, kenapa tidak beli sekaligus di saat harga rendah dan jual di harga tinggi? Realitanya, tidak mudah untuk memprediksi dengan tepat kapan harga terendah dan tertinggi terjadi.

Di sisi lain, dengan strategi DCA, kamu tidak perlu pusing dengan harga reksa dana yang sedang naik atau turun. Kamu tetap konsisten investasi dan nabung. Jadi, membantu untuk mengambil keputusan investasi yang lebih mudah dan terhindar dari keputusan investasi yang emosional.

Sedangkan strategi lump sum menempatkan seluruh modal kamu sekaligus dan mendapatkan satu harga beli saja. Sehingga, keuntungan investasi yang diperoleh kurang optimal di tengah kenaikan dan penurunan harga reksa dana. 

Kesimpulan

Strategi DCA cocok untuk investasi yang pergerakan harganya fluktuatif seperti reksa dana obligasi, reksa dana saham, dan reksa dana campuran. Selain itu, lebih mudah karena tidak perlu menentukan market timing sehingga tinggal konsisten nabung rutin setiap bulan aja.

Namun, strategi lump sum bisa kamu gunakan untuk investasi yang pergerakan harganya stabil seperti reksa dana pasar uang. Jika masih investor pemula biasanya akan lebih sulit untuk menebak arah fluktuasi harga. Maka biasanya disarankan menggunakan strategi DCA.

Nah, kalau kamu merasa strategi DCA lebih cocok dengan kamu. Bibit punya fitur nabung rutin yang bisa membantu kamu untuk konsisten nabung rutin. Strategi nabung rutin ini semakin dipermudah dengan adanya autodebet Bank Jago loh! Jadi, gak ada alasan lagi nih kamu lupa nabung reksa dana di Bibit.