Kondisi pasar yang fluktuatif membuat investor ‘panas dingin’ kebingungan dan khawatir takut semua investasi hilang. Padahal, faktanya jika investasi kamu sudah tepat, tak perlu khawatir uang akan hilang. Lantas, apa yang harus dilakukan saat pasar naik dan turun? Simak penjelasan dan tips berikut!
Kamu perlu memahami bahwa koreksi harga dalam market adalah hal yang wajar. Market memang sempat mengalami koreksi yang cukup signifikan pada Mei 2022. Namun, jika melihat grafik pergerakan IHSG maupun Indeks Obligasi dalam periode waktu yang lebih lama, maka kita dapat melihat bahwa pergerakan pasar menunjukkan kenaikan dalam jangka waktu panjang.
Jadi perlu dipahami bahwa Reksa Dana Obligasi dan Reksa Dana Saham merupakan investasi yang cocok untuk tujuan keuangan dalam jangka waktu menengah hingga panjang (sekitar 3-5 tahun ke atas-data lihat di grafik berikut!).
Data Diolah Dari Bloomberg
Data Stockbit
Berikut tips menghadapi pasar yang naik turun.
1. Penurunan Biasanya Bersifat Sementara Saja
Kenaikan pasar tidak selamanya terjadi, begitu juga penurunan. Salah satu contoh saat penurunan pasar 2008. IHSG jatuh dari level 2.800 ke 1.089. Data yang sama terjadi pada 2013 dan 2015. Artinya, jika investasi untuk jangka panjang, tak perlu khawatir penurunan sementara.
2. Hampir Tidak Mungkin Uang Kamu Sampai Habis
Jika investasi yang dilakukan sudah benar, kemungkinan uang kamu habis sangat kecil. Salah satunya saat investasi di reksa dana. Manajer investasi telah melakukan diversifikasi agar risiko investasi kamu lebih kecil. Kuncinya adalah disiplin untuk tidak menjual investasi kamu saat sedang rugi, asalkan sudah memilih investasi dengan benar sebelumnya.
3. Investor Sukses Menilai Penurunan Jadi Momentum Positif
Bukan hanya tidak menjual, tapi penurunan juga bisa dipandang sebagai kesempatan bagus untuk menambah investasi pada harga yang murah. Ingat, ketika pasar naik kembali, ia mampu mencapai titik lebih tinggi melampaui titik tertinggi sebelumnya.
Writer: Agnes Savithri