Di tengah situasi ekonomi yang dipenuhi ketidakpastian, banyak investor berusaha mencari instrumen investasi yang dapat memberikan passive income secara konsisten.
Beberapa yang sering jadi pilihan adalah:
Obligasi Pemerintah dengan kupon tetap (fixed rate) yang dibagikan secara berkala
Instrumen bersifat ekuitas yang masuk kategori dividend stocks, alias saham-saham yang secara rutin membagikan dividen
Namun, perjalanan investor untuk mengamankan passive income kerap dihadapi berbagai tantangan. Lalu, langkah-langkah apa saja yang dapat diambil?
Tantangan Bagi Investor untuk Memperoleh Return Konsisten
Perubahan Kondisi Ekonomi
Return investasi dipengaruhi oleh faktor makroekonomi seperti inflasi dan suku bunga. Sebagai contoh, ekspektasi tingkat suku bunga akan berdampak pada harga obligasi. Bagi instrumen saham, perubahan suku bunga dapat berimbas pada beban bunga yang dibayarkan perusahaan sehingga dapat mempengaruhi laba bersih.
Volatilitas Pasar
Dalam jangka pendek, pergerakan harga instrumen investasi akan selalu mengalami fluktuasi atau naik-turun. Perubahan harga ini dapat dipengaruhi berbagai faktor mulai dari kondisi ekonomi, tensi geopolitik, hingga sentimen pasar.
Faktor Psikologis
Setiap investor pasti memiliki tingkat kematangan yang berbeda dalam berinvestasi. Faktor-faktor psikologis seperti: ketakutan (fear), keserakahan (greed), atau tingkat keyakinan yang berlebihan (overconfidence) dapat menjadi penghalang bagi investor untuk memperoleh return konsisten.
Perkembangan Kondisi Ekonomi: Arah Kebijakan Suku Bunga
Menyambung poin sebelumnya, perubahan tingkat suku bunga merupakan salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi kinerja investasi. Berikut rangkumannya:
The Federal Reserve (The Fed) kembali menaikkan suku bunga acuan ke rentang 5,25–5,50% pada Juli 2023. Inflasi AS terus menunjukkan tren penurunan, tetapi masih berada di atas target. Hingga akhir 2023, mayoritas pejabat The Fed masih melihat peluang untuk satu kali lagi kenaikan suku bunga acuan.
Di sisi lain, inflasi Indonesia melandai ke level 3,08% per Juli 2023, atau telah kembali berada pada rentang target Bank Indonesia di level 2–4%. BI juga kembali menahan suku bunga acuan di level 5,75% per Juli 2023. Mayoritas pelaku pasar memperkirakan BI akan tetap menahan BI-7DRR di level tersebut hingga akhir tahun, yang mengindikasikan suku bunga telah mencapai titik puncak.
Langkah Apa yang Dapat Diambil Investor?
Investor yang menginginkan passive income dapat mempertimbangkan instrumen obligasi pemerintah seperti Obligasi FR (Fixed Rate).
Ada beberapa karakteristik yang membuat instrumen Obligasi FR ini menarik:
Pembayaran kupon tetap secara berkala: investor bisa mendapatkan passive income secara rutin karena kupon akan tetap dibayarkan secara berkala setiap 6 bulan sekali, tanpa melihat kondisi ekonomi sedang naik atau turun.
Minim risiko karena dijamin negara: Obligasi FR tergolong memiliki risiko gagal bayar yang rendah karena pengembalian modal dan pembayaran kupon dijamin oleh negara melalui undang-undang.
Selain itu, obligasi pemerintah juga tidak memiliki batas maksimum yang dijamin oleh negara, berbeda dengan deposito yang nilai penjaminannya dibatasi oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
Instrumen investasi yang likuid: karena Obligasi FR bisa diperjualbelikan sebelum jatuh tempo.
Imbal hasil menarik: Obligasi pemerintah umumnya menawarkan imbal hasil (yield) yang lebih tinggi dibandingkan deposito bank.
Imbal hasil (yield) yang bisa dikunci hingga puluhan tahun ke depan jika memegang Obligasi FR hingga jatuh tempo.
💡Yield berbeda dengan kupon. Yield adalah tingkat return sesungguhnya yang kamu terima jika memegang Obligasi FR hingga jatuh tempo dan sudah memperhitungkan harga obligasi.
Berikut ini Obligasi FR yang tersedia di Bibit:
Jadi, Obligasi FR bisa menjadi salah satu instrumen investasi pilihan di mana kamu bisa mengunci yield atau imbal hasil di awal dan nikmati passive income yang pasti tanpa perlu mengkhawatirkan kondisi ekonomi! Tertarik investasi di Obligasi FR?
Writer: Investment Research Team
Disclaimer: Konten dibuat untuk tujuan edukasi dan bukan merupakan rekomendasi untuk membeli/menjual reksa dana/produk tertentu.